Pada Kamis (27/02/2025), China telah menyatakan kesediaannya untuk meningkatkan komunikasi dengan Selandia Baru menyusul kekhawatiran yang disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters, atas latihan tembak-menembak yang dilakukan oleh China baru-baru ini di Samudra Pasifik. Latihan yang berlangsung di Laut Tasman antara Selandia Baru dan Australia ini menimbulkan kekhawatiran serius atas risiko terhadap lalu lintas udara sipil.
Selama kunjungannya ke Beijing, Peters mengangkat masalah ini dengan para pejabat China, termasuk Menteri Luar Negeri Wang Yi dan Wakil Presiden Han Zheng, yang menyoroti bahwa China hanya memberikan pemberitahuan beberapa jam sebelum latihan, daripada 12 hingga 24 jam yang diharapkan. Kurangnya peringatan yang memadai ini memaksa maskapai penerbangan untuk mengalihkan penerbangan di udara, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan risiko keselamatan bagi para penumpang. Peters menyatakan bahwa insiden tersebut menandai kegagalan dalam hubungan khusus antara Selandia Baru dan China, dan menyerukan agar kesalahan seperti itu diperbaiki di masa depan.
Menanggapi hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian pada hari Kamis (27/02/2025) mengatakan bahwa China telah membahas situasi ini beberapa kali dalam komunikasi sebelumnya. Lin menekankan bahwa China berkomitmen untuk memperkuat dialog dengan Selandia Baru, menumbuhkan saling pengertian, dan memastikan perkembangan hubungan bilateral yang sehat dan stabil.
“Kami bersedia untuk memperkuat komunikasi dengan Selandia Baru untuk meningkatkan saling pengertian dan menyelesaikan masalah melalui dialog,” kata Lin dalam sebuah konferensi pers. Pernyataan ini sejalan dengan penekanan berkelanjutan China untuk menjaga jalur komunikasi terbuka dengan mitra internasionalnya, terutama dalam hal kegiatan militer dan keamanan.
Selandia Baru dan Australia Menyampaikan Kekhawatiran Atas Keamanan
Selandia Baru dan Australia telah menyuarakan keprihatinan atas waktu dan kurangnya pemberitahuan yang memadai tentang latihan militer China. Menteri Pertahanan Selandia Baru, Judith Collins, sebelumnya telah mencatat bahwa pemberitahuan singkat dari China, hanya beberapa jam, jauh di bawah standar yakni 12 hingga 24 jam yang diperlukan bagi maskapai penerbangan untuk merencanakan rute alternatif dengan aman. Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, juga menuntut penjelasan dari China dalam pertemuan terpisah dengan Wang Yi, yang diadakan di Johannesburg setelah pertemuan para menteri luar negeri G20.
Meskipun begitu, China menegaskan bahwa latihan tersebut sesuai dengan hukum internasional dan tidak menimbulkan ancaman terhadap keselamatan penerbangan. Namun demikian, insiden ini telah memicu perdebatan mengenai transparansi operasi militer China di wilayah tersebut dan keselamatan lalu lintas udara internasional.
Dialog tentang Latihan Militer di Masa Depan
Terlepas dari ketegangan yang terjadi, baik Selandia Baru maupun China telah menyatakan keinginan untuk menyelesaikan masalah ini melalui dialog yang konstruktif. Lin Jian menegaskan kembali posisi China, menyatakan bahwa pemerintah telah memberikan informasi yang relevan tentang latihan itu dan akan terus bekerja sama dengan Selandia Baru untuk mengatasi masalah apa pun.
Peters, selama pertemuannya dengan para pemimpin China, juga mengangkat isu-isu lain yang berkaitan dengan kehadiran China yang semakin meningkat di Pasifik. Dia menyebutkan kekhawatiran tentang hubungan China dengan Kepulauan Cook, sebuah negara yang memiliki pemerintahan sendiri dalam hubungan bebas dengan Selandia Baru, yang baru-baru ini menandatangani serangkaian perjanjian dengan China tanpa berkonsultasi secara memadai dengan Selandia Baru. Perjanjian-perjanjian ini, yang mencakup bidang-bidang seperti infrastruktur, pendidikan, dan perikanan, telah menimbulkan kekhawatiran keamanan dan transparansi di Selandia Baru.
Bergerak maju: Membangun Kepercayaan
Kunjungan Peters ke Beijing dilakukan pada saat Selandia Baru dan China sedang menghadapi dinamika geopolitik yang kompleks. Meskipun hubungan antara kedua negara telah tegang karena latihan tembak-menembak dan kekhawatiran atas pengaruh China di Pasifik, kedua belah pihak telah menyatakan komitmennya untuk menjaga hubungan yang stabil.
Sejalan dengan hal ini, para pejabat China telah mengakui pentingnya rasa saling percaya dan perlunya komunikasi yang berkelanjutan mengenai isu-isu yang berdampak pada kedua negara. Pemerintah Selandia Baru telah menekankan bahwa sangat penting bagi China untuk memahami pengaturan konstitusionalnya dengan Kepulauan Cook, terutama dalam hal keamanan dan kebijakan luar negeri.
Peters telah mengindikasikan bahwa Selandia Baru bermaksud untuk “mengatur ulang” hubungannya dengan Kepulauan Cook menyusul kekhawatiran tentang hubungan mereka dengan China, dan menekankan bahwa transparansi adalah kunci untuk memastikan keamanan di kawasan Pasifik. Sementara itu, China telah menegaskan kembali bahwa mereka menghormati hubungan historis dan konstitusional Selandia Baru dengan negara-negara Pasifik.