Putin Mengerahkan Kapal Perang Rusia Dengan Rudal Hipersonik Zircon
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengirimkan salah satu kapal perang paling modern negaranya yang dipersenjatai dengan rudal hipersonik canggih dalam perjalanan panjang melalui Samudra Atlantik ke Laut Mediterania dan ke Samudra Hindia, menurut media pemerintah Rusia melaporkan Rabu, 5 Januari 2023.
Fregat Laksamana Gorshkov berangkat dari pelabuhan Rusia utara yang tidak disebutkan namanya pada setelah Putin berbicara dengan komandan kapal dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu melalui tautan video, menurut sebuah laporan dari kantor berita TASS.
Putin berkata bahwa kapal itu membawa rudal hipersonik Zircon, senjata jarak jauh yang bergerak lebih dari lima kali kecepatan suara dan lebih sulit untuk dideteksi dan dicegat. “Saya yakin senjata yang begitu kuat akan melindungi Rusia dari potensi ancaman eksternal dan akan membantu memastikan kepentingan nasional negara kita,” imbuh Putin dilansir dari TASS.
Rusia menguji sistem Zircon pada akhir 2021, menembakkan dari Admiral Gorshkov di Laut Putih dan mencapai target angkatan laut lebih dari 400 kilometer. Misi saat ini akan menjadi penempatan pertamanya dalam situasi pertempuran potensial. “Upaya utama selama kampanye akan difokuskan untuk melawan ancaman Rusia, menjaga perdamaian regional, dan stabilitas bersama dengan negara-negara sahabat,” jelas Sergei Shoigu, menteri pertahanan Rusia.
Aliansi Advokasi Pertahanan Rudal yang berbasis di AS mengatakan Zirkon adalah “rudal jelajah hipersonik anti-kapal yang bermanuver” dengan jangkauan antara 500 dan 1.000 kilometer. Aliansi tersebut mengatakan kecepatannya telah mencapai Mach 8, atau hampir 9.900 kilometer per jam (6.138 mph) dimana kecepatan hipersonik sendiri didefinisikan sebagai kecepatan di atas Mach 5 (3.836 mph).
“Jika informasi itu akurat, rudal Zircon akan menjadi yang tercepat di dunia, membuatnya hampir mustahil untuk dilawan karena kecepatannya saja,” kata aliansi AS tersebut lewat situs webnya. Tetapi menggunakan rudal Zircon di atas kapal Admiral Gorshkov untuk melawan target di Ukraina merupakan tantangan logistik.
Dari perspektif Rusia, jarak tembak yang optimal untuk senjata tersebut adalah dari Laut Hitam, ke selatan Ukraina. Tetapi untuk sampai ke sana, kapal perang Rusia harus melewati Selat Bosphorus yang dikuasai Turki, dan Ankara telah mengatakan sejak tahap awal perang di Ukraina bahwa mereka tidak akan mengizinkan akses semacam itu untuk kapal angkatan laut asing.
TASS mengatakan Gorshkov juga dipersenjatai dengan rudal jelajah Kalibr-NK, senjata yang memiliki jangkauan hingga 2.500 kilometer (1.553 mil), menurut Proyek Pertahanan Rudal CSIS. Tetapi senjata-senjata itu, bahkan dengan jangkauan yang lebih jauh, akan menghadapi masalah yang sama ketika mencapai Ukraina seperti Zirkon.
Selain itu, Rusia juga akan terus memperkuat pertahanannya, “Kami akan terus mengembangkan potensi tempur Angkatan Bersenjata, membuat model senjata dan peralatan canggih yang akan menjaga keamanan Rusia dalam beberapa dekade mendatang. Ini adalah senjata yang menjanjikan,” kata Putin dalam laporan TASS.