Ukraina Lancarkan Serangan Militer Baru Di Wilayah Kursk
Pada 5 Januari 2025 Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) melancarkan serangan militer baru terhadap pasukan Rusia di wilayah Kursk. Serangan tersebut dibenarkan oleh anggota Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional (NSDC) Ukraina Andriy Kovalenko melalui media sosial Telegram. Andriy menambahkan bahwa pasukan Rusia terkejut dan khawatir terhadap serangan yang dilancarkan Ukraina karena pasukan AFU menyerang dari beberapa arah. Selain itu Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak menyatakan bahwa Rusia sedang mendapatkan balasan yang pantas. Di sisi lain Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia membenarkan serangan militer Ukraina dan sekaligus menyampaikan bahwa Militer Rusia sedang menghadang serangan tersebut dengan menggunakan artileri dan kekuatan udara. Sementara itu koresponden perang Rusia dan mantan penasehat gubernur wilayah Kursk Roman Alyokhin menyatakan bahwa Ukraina sedang melancarkan serangan dari timur laut kota Sudzha menuju desa Bolshoye Soldatskoye.
Berdasarkan video yang telah diunggah oleh berbagai akun pemerhati invasi Rusia terhadap Ukraina di media sosial X/Twitter terlihat beberapa kendaraan lapis baja milik AFU melintas lapangan terbuka untuk mengerahkan infanteri terhadap posisi pertahanan Rusia. Video yang beredar juga menunjukan pasukan Ukraina dilengkapi dengan peralatan perang elektronik (pernika/EW) kuat yang berhasil mengurangi efektivitas drone kamikaze pasukan Rusia. Kemhan Rusia mengklaim bahwa serangan militer Ukraina dilancarkan menggunakan dua tank, satu kendaraan pembersih ladang ranjau, dan 12 kendaraan lapis baja pengangkut pasukan (APC/IFV). Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengklaim bahwa pertempuran di wilayah Kursk telah menyebabkan kerugian besar bagi Rusia karena mereka kehilangan satu batalion pasukan terjun payung (VDV) dan pasukan bantuan Korea Utara.
Sebelumnya AFU telah melancarkan sebuah serangan kejutan terhadap wilayah Kursk pada 5 Agustus 2024. Serangan ini berhasil menguasai 500 mil persegi wilayah sebelum pasukan Rusia melancarkan serangan balik yang berhasil mengurangi wilayah yang dikuasai Ukraina. Serangan tersebut merupakan invasi pertama yang dilancarkan terhadap Rusia dari negara lain sejak 22 Juni 1941 pada saat Nazi Jerman melancarkan invasi terhadap Uni Soviet. Serangan AFU terhadap wilayah Kursk dianggap sebagai sebuah peristiwa memalukan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.