Deutschland Ist Zurück: Langkah Pertama Untuk Membangun Bundeswehr
Pada 19 Maret 2025 Parlemen Federal Jerman (Bundestag) mengesahkan amandemen konstitusi yang mengubah aturan tentang batasan hutang (debt brake) yang terkodifikasi dalam konstitusi federal Jerman. Amandemen ini didorong oleh Kanselir terpilih Friedrich Merz dan Partai Persatuan Demokrat Kristen (CDU/CSU) dengan bantuan Partai Sosial Demokrat (SPD), dan Partai Hijau Jerman untuk meningkatkan anggaran pertahanan, membangun ulang dan mempertahankan infrastruktur, dan mencapai target net-zero dengan sebuah special fund sebesar EUR 500 miliar. Amandemen ini disahkan Bundestag dengan 513 dari 469 suara yang dibutuhkan. Setelah mendapatkan dukungan Partai Hijau Jerman untuk mengesahkan amandemen konstitusi tersebut, Kanselir terpilih Jerman Friedrich Merz menyelenggarakan konferensi pers dan menyatakan Jerman telah kembali (Deutschland ist zurück). Merz menambahkan bahwa Jerman akan memberikan kontribusi besar bagi pertahanan dan kebebasan Eropa.
Amandemen konstitusi yang didorong oleh Friedrich merupakan sebuah keputusan bersejarah dalam sejarah kontemporer Jerman karena amandemen tersebut memberikan pemerintah federal untuk meningkatkan anggaran pertahanan tanpa mengkhawatirkan batasan hutang karena pengeluaran untuk revitalisasi Angkatan Bersenjata Federal Jerman (Bundeswehr) dan seluruh aparatur keamanan federal dibebaskan dari debt brake yang diberlakukan sejak era Kanselir Angela Merkel. Hal ini merupakan berita baik bagi Bundeswehr karena sejak runtuhnya Tembok Berlin, reunifikasi Jerman, runtuhnya Uni Soviet, dan era peace dividend, anggaran pertahanan Jerman dipangkas sehingga kesiapan operasional mereka turun secara drastis. Hal ini pada akhirnya menyebabkan berbagai macam isu seperti kekurangan prajurit, alat utama sistem persenjataan (alutsista), serta teknisi dan suku cadang yang diperlukan untuk mempertahankan kesiapan operasional Bundeswehr. Bentuk nyata dari ketidaksiapan ini terlihat pada tahun 2018 saat yang mana pada saat itu Brigade Panzer 9 di Münster hanya memiliki sembilan dari 44 tank tempur (MBT) Leopard 2 yang operasional, dan tiga dari 14 kendaraan tempur infanteri (IFV) Marder. Selanjutnya, Angkatan Udara Federal Jerman (Luftwaffe) hanya bisa menggunakan main asset mereka yakni pesawat tempur multiguna Eurofighter Typhoon, pesawat tempur serang Panavia Tornado, dan helikopter pengangkut berat CH-53 Stallion, selama empat bulan dalam satu tahun karena sebagian besar armada Luftwaffe tidak bisa mengudara karena harus menjalani maintenance and overhaul (MRO).
Degradasi kesiapan operasional Bundeswehr berlangsung bahkan setelah invasi Rusia terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Spiegel International pada 17 Januari 2023, dijelaskan bahwa kesiapan Bundeswehr semakin memburuk karena angkatan bersenjata tidak mampu mendapatkan peralatan dasar walaupun pada saat itu Kanselir Olaf Scholz telah berupaya untuk membangkitkan Bundeswehr dengan mengesahkan special fund senilai EUR 100 miliar untuk mengatasi permasalahan ketidaksiapan operasional akut yang dihadapi Angkatan Bersenjata Jerman. Artikel ini kemudian memberikan contoh lain yang menggambarkan ketidaksiapan Bundeswehr dalam menghadapi musuh yaitu Divisi Panzer 10 yang dilengkapi dengan IFV Puma, salah satu kendaraan tempur paling canggih yang dimiliki Jerman. Akan tetapi, IFV Puma yang dimiliki Divisi Panzer 10 kekurangan amunisi untuk meriam otomatis 30mm dan kendaraan tersebut sering mengalami kerusakan mekanis. Selain itu Bundeswehr juga kekurangan alutsista lain yang diperlukan dalam menghadapi perang konvensional.
Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa pemerintah Jerman harus melancarkan upaya masif untuk membangkitkan Bundeswehr dari sebuah pasukan militer usang menjadi pasukan yang mampu mempertahankan Jerman dan sekutunya dalam Traktat Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dari ancaman Rusia yang ekspansionis dengan ambisi untuk membentuk Novorossiya. Hal ini tidak mudah karena seperti yang dijelaskan sebelumnya, kesiapan operasional Bundeswehr tidak cukup untuk menghadapi kekuatan militer Negeri Beruang. Oleh karena itu diperlukan alokasi anggaran yang tepat agar Bundeswehr dapat mengembangkan kapabilitas yang tepat untuk menghadapi ancaman tersebut. Salah satu aksi yang harus dilakukan oleh pemerintah Jerman adalah dengan melengkapi divisi Panzer yang kekurangan prajurit, peralatan, dan alutsista, serta mengaktifkan ulang brigade dan Panzer yang sebelumnya dinonaktifkan seperti Brigade Panzer 2 akibat dari pemotongan anggaran dalam era peace dividend. Untuk melengkapi seluruh formasi tempur tersebut, pemerintah federal Jerman juga perlu mengalokasikan dana dari anggaran pertahanan kepada industri pertahanan seperti Rheinmetall, Heck & Kochler, dan Krauss-Maffei Wegmann agar mereka dapat memperbesar kapasitas produksi mereka. Hal ini dapat membantu Bundeswehr karena jika industri pertahanan Jerman berhasil memperbesar kapasitas produksi mereka, economies of scale akan mengurangi biaya produksi dari amunisi dan alutsista yang diperlukan.
Selain memperkuat angkatan darat, pemerintah federal Jerman juga harus memperkuat Luftwaffe agar mereka dapat menjadi angkatan udara yang dapat melakukan dua hingga tiga peran sekaligus yakni penyerangan, pertahanan, dan transportasi strategis. Untuk mencapai hal tersebut armada tempur dan transportasi strategis Luftwaffe perlu diperbesar dan dikembangkan. Akan tetapi, perlu ditekankan bahwa pengembangan postur Luftwaffe harus dilakukan secara mandiri dengan berinvestasi kepada industri pertahanan Jerman dan Uni Eropa (EU). Pengembangan postur secara mandiri perlu dilakukan karena saat ini Jerman dan EU sedang menghadapi situasi geopolitik rumit. Oleh karena itu pengembangan postur pertahanan secara mandiri dengan berinvestasi kepada industri pertahanan Eropa diperlukan agar Negeri Elang dan EU dapat mempertahankan otonomi strategis (strategic autonomy) mereka jika situasi serupa terjadi di masa depan.