Kemhan Tegaskan Politik Luar Negeri Bebas Aktif Terkait Jamuan Shoigu di Jakarta
Pada tanggal 24 Februari, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, memulai kunjungan kerja ke Indonesia dan Malaysia untuk membahas isu-isu keamanan dan pertahanan. Mengutip kantor pers Dewan Keamanan Rusia, kunjungan ini direncanakan berlangsung hingga 28 Februari. Selama kunjungan tersebut, pembicaraan akan difokuskan pada masalah-masalah terkini dalam hubungan bilateral, termasuk di bidang keamanan dan pertahanan, serta pengembangan kerja sama di sektor lain yang menjadi kepentingan bersama.
Melalui kunjungan tersebut, Pemerintah Indonesia diketahui berencana mengirimkan personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke Rusia untuk memperdalam pengetahuan militer mereka. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan Brigjen Frega Inkiriwang Wenas menyatakan bahwa Indonesia dan Rusia telah sepakat untuk menjalin kerja sama di bidang pertahanan, termasuk dalam hal peralatan militer dan pertukaran personel. Kesepakatan tersebut dibahas dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu.
“Kami juga berkomitmen untuk mengirimkan personel ke Rusia. Menhan menekankan pentingnya bukan hanya melakukan latihan antar satuan, tetapi juga membangun hubungan personal atau people-to-people connection yang kuat, sehingga interaksi dengan negara lain tidak hanya melibatkan satuan, tetapi juga hubungan antar individu,” ujar Frega menjelaskan.
Ditengah jamuan Indonesia kepada Rusia, Frega juga menegaskan bahwa Indonesia tetap berpegang pada prinsip politik luar negeri bebas aktif. “Proses kunjungan ini pastinya tidak terjadi begitu saja. Kami memperlakukan semua negara dengan cara yang sama, sesuai dengan politik luar negeri bebas aktif Indonesia,” ungkap Frega di kantor Kemhan. Frega menjelaskan bahwa langkah Indonesia bergabung dengan BRICS dan OECD adalah penerapan politik bebas aktif Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara di seluruh dunia.
Selain itu, Frega menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto dan Menhan Sjafrie terus memperluas kerja sama pertahanan Indonesia dengan berbagai negara tanpa terikat pada pakta pertahanan tertentu. “Ini semua demi kepentingan nasional Indonesia, terutama dalam membangun dan menjaga kedaulatan. Ketika kedaulatan terganggu, kita tidak bisa menikmati kemerdekaan yang kita miliki saat ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Frega menambahkan bahwa Indonesia juga terus menjalin hubungan kerja sama dengan Amerika Serikat (AS), dengan TNI sering mengadakan latihan bersama dengan AS dan Rusia, serta mengirim personel untuk belajar ke kedua negara tersebut.
“Intinya, kami tidak berpihak ke satu negara saja—baik Amerika, Rusia, atau Tiongkok—kami melihatnya dalam kerangka yang lebih besar, demi kepentingan nasional Indonesia. Kami membutuhkan stabilitas untuk membangun negara ini, dan memilih satu pihak dapat memicu konflik strategis,” tambahnya.
Frega juga menekankan bahwa hubungan kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Rusia berjalan dengan sangat baik. Shoigu bahkan mengundang Menhan Sjafrie untuk menghadiri Army Forum pada tahun 2025. Selain itu, kedua negara tengah menjajaki kerja sama dalam hal peralatan militer dan pertukaran personel untuk pelatihan.