Setelah sebuah rudal yang dilaporkan merupakan buatan Rusia menyerang wilayah Polandia di dekat perbatasanya. Polandia kemungkinan akan meminta konsultasi berdasarkan Pasal 4 NATO dan mengangkat masalah tersebut pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada 16 November 2022.
Akibat rudal tersebut, dua orang tewas akibat ledakan di sebuah desa 6 kilometer dari perbatasan Polandia dan Rusia. Presiden Polandia, Andrzej Duda mengatakan bahwa Polandia tidak memiliki bukti konklusif yang menunjukkan siapa yang menembakkan rudal tersebut.
Insiden itu terjadi beberapa jam setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy menguraikan kepada para pemimpin negara-negara G20 rencana perdamaiannya untuk Ukraina, dan setelah Rusia meluncurkan “ gelombang serangan rudal terberat” dalam hampir sembilan bulan perang.
Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya kini tengah menyelidiki insiden di Polandia, tetapi informasi awal menunjukkan bahwa itu mungkin bukan disebabkan oleh rudal yang ditembakkan dari Rusia, kata Presiden AS Joe Biden. Di sisi lain, kementerian pertahanan Rusia membantah laporan bahwa rudal Rusia menghantam wilayah Polandia.
Duda mengatakan bahwa dia telah memberi tahu Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg dan Biden bahwa “sangat mungkin” duta besar Polandia untuk NATO “akan meminta agar dilaksanakannya Pasal 4, yaitu konsultasi di antara sekutu.”[1]
Mengapa Polandia Menyarankan Agar Pasal 4 Piagam NATO Dilakukan?
Pasal 4 perjanjian NATO mencakup kasus ketika negara anggota merasa terancam oleh negara lain atau organisasi teroris. 30 negara anggota kemudian memulai konsultasi formal atas permintaan anggota yang terancam. Pembicaraan melihat apakah ada ancaman dan bagaimana menghadapinya, dengan keputusan yang diambil dengan suara bulat.
Namun, pasal 4 tidak berarti bahwa akan ada “serangan” balik secara langsung dari anggota NATO. Mekanisme seperti ini pernah terjadi sebelumnya, sebuah konsultasi ini telah dipicu beberapa kali dalam sejarah NATO. Misalnya, oleh Turki tahun lalu, ketika tentara Turki tewas dalam serangan dari Suriah. Saat itu, NATO memutuskan untuk berkonsultasi, tetapi tidak mengambil tindakan apa pun. Pada awal invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari lalu, anggota NATO Estonia, Latvia, Lituania, dan Polandia sempat mengusulkan Pasal 4.[2]
Pasal 4 berbeda dengan Pasal 5 Piagam NATO. Jika dikonfirmasi bahwa Moskow merupakan aktor dibalik ledakan rudal tersebut, hal ini dapat memicu prinsip pertahanan kolektif NATO yang dikenal sebagai Pasal 5, di mana serangan terhadap salah satu anggota aliansi Barat dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Pasal 5 sendiri pernah dilaksanakan pada tahun 2001 ketika serangan terhadap twin towers oleh Al-Qaeda yang dikenal sebagai insiden 9/11 menewaskan lebih dari 3.000 orang. AS mengusulkan “peperangan melawan teroris” ke Afghanistan yang diikuti oleh pasukan NATO.
Terlepas dari kenyataan bahwa pihak berwenang Polandia masih menyelidiki sumber dan penyebab ledakan,[3] berita insiden tersebut dengan cepat menimbulkan spekulasi tentang Pasal 5 NATO dimana pihak NATO menyatakan bahwa “serangan bersenjata terhadap satu anggota atau lebih akan dianggap sebagai serangan terhadap mereka semua” dan kekuatan militer dapat digunakan sebagai tanggapan.
Pasal 4 sendiri menetapkan mekanisme konsultasi di antara anggota untuk bertukar pandangan dan informasi, dan mendiskusikan masalah sebelum mencapai kesepakatan dan mengambil tindakan menurut penjelasan di situs NATO. Sebagai negara dengan kekuatan yang jauh berbeda dengan Rusia dengan power index Polandia sebesar 0.4179 dan berada di peringkat ke 24 sedangkan Rusia memiliki skor sebesar 0.0501 di peringkat kedua dunia[4] membuat kebijakan untuk menggunakan NATO sebagai hal yang bijaksana bagi Polandia, untuk mencapai pertahanan yang lebih kuat lagi.
Walaupun anggota NATO tengah bersiap menentukan keputusan akan tindakan balasan, Biden di sela-sela KTT G20 mengatakan bahwa kecil kemungkinan rudal yang mendarat di polandia ditembakkan oleh Rusia.[5] Menyusul pembicaraan antara Kepala CIA dan Staf Intelijen Rusia terkait penggunaan senjata nuklir di Turki.
Kementerian pertahanan Rusia membantah laporan bahwa rudal Rusia yang menghantam wilayah Polandia dilakukan oleh militernya. Menyusul pernyataan Biden, tiga pejabat AS memberikan penilaian awal menunjukkan rudal itu justru ditembakkan oleh pasukan Ukraina untuk menghalau rudal Rusia yang masuk ke wilayah kedaulatan Ukraina yang menghancurkan infrastruktur listrik Ukraina hari ini.[6]
Setelah perundingan, ditetapkan bahwa Ukraina tidak tidak disalahkan, karena tindakan itu dilakukan untuk menangkis serangan udara besar-besaran Rusia “Biar saya perjelas: Ini bukan kesalahan Ukraina,” kata Stoltenberg. “Rusia memikul tanggung jawab utama karena melanjutkan perang ilegal melawan Ukraina.”[7]
[1] “Poland likely to invoke NATO’s Article 4, will raise missile blast with UN – officials”, Reuters, 16 November 2022, https://www.reuters.com/world/europe/poland-considering-nato-article-4-activation-says-spokesman-2022-11-15/
[2] Berndt Riegert, “What is NATO’s Article 4?”, DW, 16 November 2022, https://www.dw.com/en/whats-natos-article-4-and-how-does-it-differ-from-article-5/a-60898860
[3] Miriam Berger dan Sammy Westfall, “Why are NATO Articles 4 and 5 being discussed after the blast in Poland?”, Washington Post, 15 November 2022, https://www.washingtonpost.com/world/2022/11/15/what-is-article-5-nato/
[4] “2022 Military Strength Ranking”, Global Fire Power, https://www.globalfirepower.com/countries-listing.php
[5] “Key Events”, ABC News, 16 November 2022, https://www.abc.net.au/news/2022-11-16/ukraine-russia-war-live-updates-putin-zelenskyy-poland-missile/101658346
[6] “Missile that hit Poland fired by Ukraine forces – US officials”, 1 News, 16 November 2022, https://www.1news.co.nz/2022/11/16/missile-that-hit-poland-fired-by-ukraine-forces-us-officials/
[7] Steven Erlanger and Marc Santora, “‘This Is Not Ukraine’s Fault’: Tensions Ease Over Missile Strike in Poland”, NY Times, 16 November 2022, https://www.nytimes.com/2022/11/16/world/europe/ukraine-russia-poland-explosion.html