Kewalahan Mengatasi Gelombang Imigran, Italia Nyatakan Darurat Nasional 6 Bulan
Kabinet Italia mengumumkan keadaan darurat imigrasi menyusul “lonjakan tajam” kedatangan migran di sepanjang pantai selatan negara tersebut, demikian pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa. Langkah ini ditujukan untuk mengelola kedatangan dan fasilitas repatriasi secara lebih baik.
Keadaan darurat akan berlangsung selama enam bulan dan akan didukung oleh pendanaan awal sebesar 5 juta euro ($5,42 juta).
“Lebih jelasnya, kita tidak menyelesaikan masalah; solusinya hanya dapat tergantung pada intervensi yang bertanggung jawab oleh Uni Eropa,” kata Menteri Perlindungan Sipil Nello Musumeci. Pernyataan itu menekankan bahwa tindakan ini diperlukan “untuk segera melaksanakan tindakan luar biasa untuk mengurangi hambatan” di tempat penampungan migran di sebuah pulau kecil Italia yang sudah kewalahan.
Pemerintah juga mengatakan bahwa dana untuk skema darurat sementara ini akan mendukung “struktur baru, cocok untuk tempat perlindungan maupun pemrosesan dan repatriasi migran yang tidak memiliki syarat untuk tinggal”.
Sumber pemerintah mengatakan bahwa langkah darurat ini sekarang akan memungkinkan pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Giorgia Meloni untuk lebih cepat mengirim kembali mereka yang tidak diizinkan tinggal di Italia.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Italia menyatakan sekitar 31.300 migran dan pengungsi telah tiba di Italia sejauh ini, naik dari sekitar 7.900 pada periode yang sama tahun lalu.
ANSA, kantor berita Italia, melaporkan bahwa selama akhir pekan liburan Paskah 7-9 April, sekitar 2.000 orang tiba dengan kapal di pulau Italia, Lampedusa, di lepas pantai Afrika Utara. Fasilitas di Lampedusa yang menyediakan perlindungan sementara bagi para migran agar dapat diidentifikasi sebagai langkah awal dalam permohonan suaka, mengalami pembludakan karena arus kedatangan yang terus-menerus.
Pengungsian tersebut seharusnya dapat menampung sekitar 350-400 orang, tetapi dalam beberapa hari terakhir, terdapat 3.000 orang. Italia menyewa kapal feri komersial kosong untuk memindahkan ratusan dari mereka ke Sisilia atau daratan utama.
Kebijakan Ketat
Dalam beberapa bulan terakhir, LSM dan kelompok hak asasi manusia telah mempertanyakan kebijakan imigrasi yang ketat di Italia, atas kekhawatiran bahwa hal itu dapat melanggar hak asasi manusia.
Diplomat Italia Ferdinando Nelli Feroci mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tindakan darurat sementara ini terutama merupakan skema untuk “mengubah migrasi ilegal menjadi migrasi legal”.
“Saya tidak berpikir ini masalah pelanggaran hak asasi manusia. Ada perbedaan antara orang-orang yang datang dari negara-negara seperti Afghanistan dan Eritrea, di mana terdapat pelanggaran yang sangat serius terhadap hak asasi manusia dan kebebasan mendasar. Orang-orang tersebut memiliki hak atas perlindungan dan suaka,” katanya.
“Tetapi sebagian besar orang yang datang ke pantai selatan Italia adalah imigran ekonomi. Jadi ada masalah dalam mencoba mengelola penerimaan migran ini, yang dicoba diatasi oleh skema darurat,” tambah Feroci.
Eropa perlu melakukan bantuan kepada Italia baik secara sosial maupun politik terkait isu imigran ini, karena ketidakstabilan sosial dan politik mampu mempengaruhi pandangan dan dukungan pada Eropa.