Dalam pertemuan KTT G7 yang menarik para pemimpin global ke dalam wadah diskusi kritis bertempat di Hiroshima, Jepang, pada bulan Mei 2023. Di tengah-tengah pertemuan ekonomi Barat ini, para pemimpin Quad mengadakan pertemuan di sela-sela sesi KTT G7, kehadiran mereka mengisyaratkan visi bersama dan potensi untuk mengimbangi kemajuan China di sejumlah masalah termasuk telekomunikasi, Kecerdasan Buatan, jaringan 5G, dan manufaktur berteknologi tinggi.
Menyelami masalah keamanan nasional seputar kemajuan teknologi China dan konvergensi strategis dari aliansi G7 dan Quad dalam menanganinya, serta visi kolaboratif dalam aliansi-aliansi ini untuk membentuk penggunaaan teknologi bagi kebaikan bersama dan menegakkan tatanan internasional berbasis aturan.
Keamanan nasional dan dinamika global yang membentuk peran China
Ada kekhawatiran yang meningkat seputar keamanan nasional, khususnya mengenai potensi pengaruh pemerintah, spionase, dan pencurian kekayaan intelektual yang terkait dengan perusahaan-perusahaan teknologi China seperti Huawei, ZTE, TikTok, Tencent WeChat, dan DJI. Kasus yang menonjol adalah peluncuran Huawei 5G[1] pada tahun 2019 yang merupakan suatu alat penting yang tidak hanya berdampak pada keamanan nasional tetapi juga ekonomi, masyarakat, dan kota. Demikian juga, India memberlakukan langkah-langkah untuk melarang WeChat pada tahun 2020,[2] dengan alasan kekhawatiran atas privasi data, keamanan, dan potensi penyensoran oleh pemerintah China. Sebaliknya, di bawah pemerintahan Biden pada tahun 2021, larangan sebelumnya terhadap TikTok dan WeChat, yang diberlakukan pada masa kepresidenan Trump,[3] dicabut. Sebagai gantinya, tinjauan keamanan yang komprehensif terhadap aplikasi milik asing dibuat, yang bertujuan untuk menilai potensi risiko dan melindungi kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat (AS).
Hal ini memperlihatkan kekhawatiran keamanan nasional AS di mana bayang-bayang teknologi China membayangi. Selain itu, pengaruh geopolitik China yang semakin meluas, yang dicontohkan oleh inisiatif seperti Belt and Road Initiative,[4] telah memicu tanggapan strategis dari G7 dan Quad. Misalnya, Jepang akan memberlakukan pembatasan ketat pada ekspor semikonduktor ke China pada Juli 2023,[5] seperti yang dilakukan AS, sementara pemerintahan Biden menekan Taiwan dan Korea Selatan untuk melakukan hal yang sama. Sebagai tanggapan, China telah membalas dengan melarang chip dari produsen chip yang berbasis di AS, Micron Technology,[6] memanfaatkan dominasi logam tanah jarang yang penting untuk transisi teknologi hijau, yang merupakan komponen penting dalam berbagai perangkat berteknologi tinggi, termasuk chip. Dengan membatasi ekspor logam tanah jarang, China secara tidak langsung dapat berdampak pada industri manufaktur chip dan mengganggu rantai pasokan global. Namun, Micron, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk China dan akan menginvestasikan 4,3 miliar yuan (US$603 juta)[7] selama beberapa tahun ke depan di fasilitas pengemasan chip di kota Xian, China.
Selain itu, dalam menanggapi masalah keamanan nasional ini, baik aliansi G7 dan Quad telah menerapkan upaya terkoordinasi untuk mengatasi implikasinya, yang mencakup pembatasan perdagangan, kontrol ekspor, dan upaya kolaboratif untuk menavigasi lanskap yang kompleks, yang menyoroti konvergensi strategis.
Konvergensi G7 dan Quad
G7 dan Quad telah menyatakan keprihatinannya tentang dominasi raksasa telekomunikasi China, Huawei, dalam pengembangan dan penyebaran infrastruktur 5G,[8] mendorong negara-negara anggotanya dan sekutu lainnya untuk membatasi atau mengecualikan Huawei dari jaringan mereka karena potensi risiko keamanan, serta mempromosikan vendor alternatif tepercaya untuk teknologi 5G. Khususnya, para pemimpin Quad juga menunjukkan komitmen mereka di Hiroshima untuk menopang lembaga-lembaga regional – ASEAN, Pacific Island Forum (PIF), dan Indian Ocean Rim Association (IORA) – dan keputusan mereka untuk mendirikan dan memperluas persekutuan infrastruktur, konektivitas kabel bawah laut, jaringan radio dan telekomunikasi, serta kesadaran domain maritim, yang menandakan pengakuan mereka akan bahaya yang jelas dan nyata yang ditimbulkan oleh China.
Kanada menerapkan proses penyaringan wajib bagi para ilmuwannya untuk memastikan bahwa dana pemerintah Kanada tidak secara tidak sengaja digunakan untuk mendukung program penelitian dan pengembangan (R&D)[9] yang dapat membahayakan atau memusuhi pemerintah mereka, yang merupakan langkah yang lebih luas untuk memitigasi potensi risiko yang terkait dengan pengaruh asing, termasuk pengaruh China. Jepang telah membentuk posisi baru di tingkat kabinet yang disebut Menteri Keamanan Ekonomi,[10] yang perannya adalah untuk melindungi rantai pasokan, kekayaan intelektual, dan infrastruktur penting negara dari spionase ekonomi. Uni Eropa (UE) juga bersiap untuk mengadopsi kontrol ekspor pada semikonduktor, memberlakukan pembatasan pada investasi sektor swasta[11] di perusahaan-perusahaan teknologi China, dan memberlakukan aturan yang dimaksudkan untuk memblokir China agar tidak mendominasi pasar energi terbarukan di Eropa.
Sejalan dengan visi kolaboratif, kemungkinan untuk memanfaatkan kekuatan domestiknya, yang mencakup industri TI yang berkembang, tenaga kerja terampil, dan ekosistem startup yang dinamis, juga membuat India menjadi anggota yang tak ternilai. Terlibat dalam sektor-sektor transformatif seperti teknologi digital, pengembangan sumber daya manusia, dan inovasi juga memperkuat peran penting India, berkontribusi terhadap tujuan bersama dalam mendorong inovasi, menciptakan peluang ekonomi, dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan di kawasan ini.
Tindakan-tindakan ini menandakan pergeseran dalam pendekatan G7 dan Quad, yang mencerminkan pengakuan mereka terhadap praktik-praktik predator China, termasuk menyebarluaskan kemungkinan peluncuran peraturan AI di China;[12] rancangan undang-undang pertama Uni Eropa tentang Undang-Undang AI;[13] dan menetapkan standar umum untuk berbagi pengetahuan, mengatasi tantangan global, dan mendorong inovasi untuk negara-negara anggota Quad dan G7.
Visi kolaboratif
Aliansi Quad dan G7 memupuk lingkungan yang kolaboratif, mendorong pertukaran pengetahuan, sinergi antara sektor publik dan swasta, dan transformasi ide menjadi solusi yang berdampak. Keahlian dan sumber daya kolektif dari negara-negara anggota, membuat aliansi ini menjadi katalisator untuk inovasi, mendorong kemajuan, dan mengatasi tantangan global dengan tekad bersama. Aliansi ini merintis lintasan menuju masa depan yang ditandai dengan kecakapan teknologi, yang didasarkan pada prinsip-prinsip keterbukaan, yang dicapai melalui pembentukan perdagangan, investasi, dan kerja sama ekonomi yang terbuka dan berdasarkan aturan; tata kelola pemerintahan yang transparan dan proses pengambilan keputusan, yang menggabungkan konsultasi, diskusi, dan pelibatan pemangku kepentingan, menjadi landasannya; sementara fitur inklusivitas menonjol, mengakui pentingnya melibatkan berbagai negara yang memiliki nilai dan kepentingan yang sama dalam musyawarah dan upaya terkait kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi, dan keamanan regional.
Karena lanskap digital terus berkembang dengan pesat, negara-negara anggota Quad dan G7 siap untuk membentuk narasi, mengarahkan teknologi ke arah lintasan yang melayani kebaikan bersama, mengacu pada tujuan dan kepentingan bersama negara-negara anggota dalam memanfaatkan teknologi untuk kemajuan masyarakat. Promosi Quad atas Digital Connectivity Partnership;[14] dan G7 GDPR,[15] membangun inklusi, memastikan privasi dan perlindungan data, mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan keamanan siber, serta mengatasi tantangan global.
Melalui kesepahaman bersama yang dicapai bahwasanya Quad dan G7 telah mengakui kemajuan teknologi China dalam bidang-bidang seperti telekomunikasi 5G, komputasi kuantum, dan bioteknologi. Sektor teknologi China juga memiliki signifikansi ekonomi yang sangat besar dengan menawarkan basis konsumen dan potensi pasar yang luas, sehingga menimbulkan kekhawatiran keamanan nasional yang sah di antara negara-negara anggota Quad dan G7. Mengingat fakta-fakta ini, Quad dan G7 telah mencapai tekad bersama untuk mengatasi kebangkitan sektor teknologi China dengan mempromosikan kerja sama teknologi, memperkuat kemampuan teknologi dalam negeri, mendorong inovasi, dan mempertahankan sikap waspada terhadap risiko keamanan nasional. Tekad bersama ini mencerminkan respons pragmatis terhadap realitas kemajuan teknologi China sembari memprioritaskan perlindungan nilai-nilai bersama, kepentingan nasional, dan tatanan internasional berbasis aturan.
[1] Gauta, Chikermane, 5G Infrastructure, Huawei’s Techno-Economic Advantages and India’s National Security Concerns: An Analysis, ORF Occasional paper December 2016, https://www.orfonline.org/wp-content/uploads/2019/12/ORF_OccasionalPaper_226_Huawei.pdf
[2]Ministry of Electronic & IT of India, Government Blocks 118 Mobile Apps Which are Prejudicial to Sovereignty and Integrity of India, Defence of India, Security of State and Public Order, 2 September 2022. https://pib.gov.in/PressReleasePage.aspx?PRID=1650669
[3] The White House, Executive Order on Protecting Americans’ Sensitive Data from Foreign Adversaries, 9 Juni 2021. https://www.whitehouse.gov/briefing-room/presidential-actions/2021/06/09/executive-order-on-protecting-americans-sensitive-data-from-foreign-adversaries/
[4] The Star, Belt and Road Initiative spurs massive investment, job creation, 16 Juni 2023. https://www.thestar.com.my/aseanplus/aseanplus-news/2023/06/16/belt-and-road-initiative-spurs-massive-investment-job-creation
[5] Japan Times, Japan to tighten controls on semiconductor exports to China, 25 Mei 2023. https://www.japantimes.co.jp/news/2023/05/22/business/semiconductor-exports-china/
[6] Rita Liao, Chian bans Micron chips in key infrastructure over ‘national security’ risks, Techrunch, 22 Mei 2023. https://techcrunch.com/2023/05/21/china-bans-micron/
[7] CNN Business, Micron invests another $600 million in China despite partial sales ban, 16 Juni 2023.https://edition.cnn.com/2023/06/16/tech/micron-china-investment/index.html
[8]Shimona Mohan & Tobias Scholz, Practising digital osmosis: India’s role in the global splinternet, Observer Research Foundation, 7 Februari 2023. https://www.orfonline.org/expert-speak/practising-digital-osmosis-indias-role-in-the-global-splinternet/
[9]Richard L.Hudson, Researchers ask: Can Canada keep up in the race for R&D leadership?, Science Business, 13 Januari 2022. https://sciencebusiness.net/news/researchers-ask-can-canada-keep-race-rd-leadership
[10] Suzuki Kazuto, Inching Toward Economic Security: Kishida Cabinet to Focus on Defensive Tools, Nippon.com, 9 Februari 2022. https://www.nippon.com/en/in-depth/a07901/
[11] European Commision, Speech by presiden von der Leyen on EU-China relations to the Mercator Institute for China Studies and the European Policy Centre, https://ec.europa.eu/commission/presscorner/detail/en/SPEECH_23_2063
[12] Hindustan Times, Chna likely to launch regulations on Al, Elon Musk says after his recent visit, 6 Juni 2023. https://www.hindustantimes.com/technology/china-likely-to-launch-regulations-on-ai-elon-musk-says-after-his-recent-visit-101686004204398.html
[13] European Parliament News, EU AI Act: first regulation on artificial intelligence, 14 Juni2023. https://www.europarl.europa.eu/news/en/headlines/society/20230601STO93804/eu-ai-act-first-regulation-on-artificial-intelligence
[14]The White House, Quad Leaders’ Summit Fact Sheet, 20 Mei 2023. https://www.whitehouse.gov/briefing-room/statements-releases/2023/05/20/quad-leaders-summit-fact-sheet/
[15]REGULATION EU 2016/679 OF THE EUROPEAN PARLIAMENT AND OF THE COUNCIL, of 27 April 2016 on the protection of natural persons with regard to the processing of personal data and on the free movement of such data, and repealing Directive 95/46/EC (General Data Protection Regulation) https://eur-lex.europa.eu/legal-content/EN/TXT/PDF/?uri=CELEX:32016R0679