Pembahasan Isu Lingkungan pada Konferensi Tingkat Tinggi G7 ke-47

Pada 11 – 13 Juni 2021, G7 melangsungkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Cornwall, Inggris. KTT ini di gelar secara langsung dan merupakan pertemuan G7 pertama antara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan pemimpin Uni Eropa (UE) setelah Brexit pada tahun 2020. Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris selaku tuan rumah KTT G7 ke-47 ini mengatakan bahwa perubahan iklim dan isu lingkungan menjadi salah satu isu utama dengan judul KTT kali ini adalah “Build Back Better” yang tentu berkaitan dengan isu pandemi Covid-19. Perdana Menteri Inggris menyatakan tujuan Inggris pada KTT ini adalah menyatukan negara-negara demokrasi terkemuka untuk membantu dunia berjuang dan kemudian membangunnya kembali dengan lebih baik dan menciptakan masa depan yang lebih hijau dan lebih sejahtera. Dilansir dari New York Times, Boris Johnson mengatakan bahwa “Kita perlu memastikan bahwa kita belajar dari pandemi dengan tidak mengulangi kesalahan yang kita buat selama sekitar 18 bulan terakhir.”
Tujuh anggota tetap G7, ditambah dengan UE, Australia, India, Korea Selatan, dan Afrika Selatan akhirnya menggelar pertemuan tatap muka di Carbis Bay, Cornwall, Inggris pada 11-13 Juni 2021. Lewat dokumen Carbis Bay G7 Summit Communiqué, terdapat beberapa kesepakatan dari G7 mengenai isu lingkungan. Hal terpenting yang menjadi sorotan dunia tentu bagaimana menyelesaikan pandemi Covid-19 dengan membuat serangkaian mekanisme penanganan dan menyumbangkan vaksin ke negara-negara yang membutuhkan. Selain itu, dalam dokumen tersebut dituliskan bahwa G7 akan melindungi bumi dengan mendukung revolusi hijau yang menciptakan lapangan kerja, mengurangi emisi, dan berupaya membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat, mencapai nol emisi paling lambat pada 2050, dan meningkatkan pendanaan pencegahan perubahan iklim hingga 2025 untuk melestarikan atau melindungi setidaknya 30 persen dari tanah dan lautan kita pada tahun 2030. Selain itu, G7 juga menyepakati menyumbang dana untuk memenuhi target dari negara-negara maju berkontribusi 100 miliar dollar AS untuk usaha pencegahan perubahan iklim ke negara-negara miskin karena pencapaian target tidak terpenuhi disebabkan pandemi Covid-19.
G7 atau Group of Seven adalah organisasi berisi negara-negara dengan perekonomian yang kuat yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris yang melakukan pertemuan tiap tahun untuk membahas isu dan agenda global. Awalnya, G7 dibentuk untuk mendiskusikan masalah ekonomi dan politik akibat krisis minyak tahun 1973. Kemudian, ketika isu lingkungan menjadi tragedy of common, pada 1979 isu lingkungan menjadi salah satu pembahasan utamanya. KTT ke-46 sendiri tidak berhasil diselenggarakan karena kondisi pandemi Covid-19, rencana awal dari KTT yang akan diselenggarakan di Trump National Doral, Florida ini telah berencana bahwa isu lingkungan tidak akan ada dalam agenda pembahasan menurut Mick Mulvaney, pejabat kepala staf Gedung Putih. Sedangkan pada pertemuan G7 ke-45 tahun 2019 di Prancis, pembahasan mengenai perubahan iklim menjadi salah satu isu utama. Hasil dari pertemuan di Biarritz, Prancis itu menyetujui bahwa G7 dan Uni Eropa (UE) akan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap Perjanjian Paris, menindaklanjuti Piagam Plastik Laut G7, dan mengesahkan piagam tentang keanekaragaman hayati. Pada masa kepresidenan Donald Trump sendiri, AS keluar dari perjanjian Paris dan menolak untuk melakukan kerja sama terkait pandemi Covid-19 karena ingin mengedepankan urusan AS terlebih dahulu, namun Presiden AS ke-46 Joe Biden mendorong pendekatan yang lebih terpadu memerangi pandemi dan mendesak anggota G7 lainnya untuk merangkul kerja sama yang bertujuan membangun infrastruktur perawatan kesehatan dunia sehingga dapat merespon keadaan darurat dengan lebih cepat di masa depan.
стоимость газовых котлов
February 10, 2022 @ 12:38 am
prescription drugs without prior prescription https://otoplenie-castnogo-doma.webnode.com.ua/l/kotel-dlya-otopleniya-chastnogo-doma/
Nicely put, Regards!