Indonesia dan Uni Eropa Capai Kesepakatan Bersejarah IEU-CEPA Setelah 10 Tahun Negosiasi
Setelah melalui proses panjang selama satu dekade, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Kesepakatan ini diumumkan secara resmi dalam pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Dewan Eropa António Costa di Gedung Europa, Brussel, Belgia, pada Minggu, 13 Juli 2025.
Negosiasi IEU-CEPA sendiri telah dimulai sejak tahun 2016 dan mencatatkan total 19 putaran perundingan. Sepanjang prosesnya, perdebatan terkait isu komoditas seperti minyak sawit dan nikel, perlindungan investasi, serta akses pasar terus bergejolak. Adapun terobosan penting dalam perundingan ini tercapai setelah serangkaian dialog intensif antara delegasiIndonesia yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo bersama para menteri bidang ekonomi, dan pihak Uni Eropa yang diketuai oleh António Costa dan Ursula von der Leyen. Penandatanganan exchange letter kemudian menjadi langkah konkret percepatan finalisasiIEU-CEPA tersebut.
Substansi utama dari IEU-CEPA mencakup penghapusan tarif impor terhadap sekitar 80% produk ekspor Indonesia ke Uni Eropa dalam kurun waktu 1 hingga 2 tahun sejak perjanjian berlaku. Produk-produk unggulan seperti tekstil, alas kaki, perikanan, otomotif, dan kelapa sawit diproyeksikan akan mendapat tarif masuk hampir nol, dari sebelumnya berkisar 8–12 persen. Pemerintah Indonesia memperkirakan bahwa ekspor nasional ke pasar Eropa akan meningkat hingga 50% dalam tiga tahun pertama implementasi; dimana kesepakatan ini juga dinilai membuka peluang investasi yang lebih sehat dan berkelanjutan, dengan jaminan perlindungan hukum dan kepastian regulasi bagi pelaku usaha dari kedua pihak.
Tak hanya aspek perdagangan dan investasi, IEU-CEPA juga menggarisbawahi komitmen kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan. Presiden Prabowo menekankan pentingnya membuka akses yang lebih luas bagi generasi muda Indonesia untuk memperoleh pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan melalui kolaborasi dengan Eropa. Lebih lanjut, perjanjianini turut memuat elemen keberlanjutan yang mencakup regulasi minyak sawit berwawasan lingkungan dan perlindungan kekayaan intelektual, sejalan dengan nilai-nilai perdagangan berkelanjutan yang diusung Uni Eropa.
Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo menyebut kesepakatan ini sebagai terobosan besardan momentum bersejarah yang menandai babak baru dalam hubungan ekonomi Indonesia-Uni Eropa. Ia juga berharap Eropa dapat terus berperan aktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global di tengah dunia multipolar yang dinamis. Senada, Presiden Dewan EropaAntónio Costa dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyambut baik kesepakatan tersebut dan menegaskan pentingnya IEU-CEPA dalam membangun kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan serta membuka peluang baru dalam perdagangandan investasi.
Secara strategis, IEU-CEPA memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra utama Uni Eropa di kawasan Asia Tenggara dan memperluas akses pasar global bagi produk-produk dalam negeri. Uni Eropa saat ini merupakan mitra dagang sekaligus investor asing terbesar kelima bagi Indonesia, sehingga keberhasilan perjanjian ini dinilai krusial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. Berdasarkan rencana yang telah disepakati, finalisasi dokumen hukum IEU-CEPA ditargetkan rampung pada September 2025, dengan implementasi penuh dimulai setelah seluruh negara anggota Uni Eropa meratifikasi perjanjian, yakni pada kuartal pertama 2027.