Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, mengatakan bahwa Uni Eropa seharusnya membentuk angkatan bersenjata gabungan sendiri yang dapat berperan dalam pemeliharaan perdamaian dan mencegah konflik. Tajani menyatakan seruan tersebut dalam wawancara dengan surat kabar Italia La Stampa, di mana Ia menyatakan bahwa kerjasama Eropa yang lebih erat dalam bidang pertahanan menjadi prioritas bagi partai Forza Italia yang dipimpinnya.
“Jika kita ingin menjadi penjaga perdamaian di dunia, kita memerlukan militer Eropa. Dan ini merupakan prasyarat fundamental untuk memiliki kebijakan luar negeri Eropa yang efektif,” katanya dalam wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu (7/1/2023).
“Dalam dunia dengan pemain kuat seperti Amerika Serikat, China, India, Rusia – dengan krisis dari Timur Tengah hingga Indo-Pasifik – warga Italia, Jerman, Prancis, atau Slovenia hanya dapat dilindungi oleh sesuatu yang sudah ada, yaitu Uni Eropa,” tambahnya.
Kerjasama pertahanan Eropa telah naik ke agenda politik sejak invasi penuh skala Rusia ke Ukraina hampir dua tahun lalu. Namun, upaya lebih fokus pada perluasan NATO, dengan negara anggota UE, Finlandia, bergabung dengan aliansi tersebut tahun lalu dan Swedia juga dalam jalur untuk menjadi anggota.
Tidak hanya mengenai angkatan bersenjata gabungan, namun Tajani juga mengatakan bahwa UE 27 negara seharusnya menyederhanakan kepemimpinannya dan memiliki satu kepresidenan, bukan struktur saat ini dengan presiden Dewan Eropa dan presiden Komisi Eropa. Pernyataan ini mencerminkan pemikiran mengenai reformasi struktural dan kebijakan, serta pembagian kekuasaan yang dianggap kurang efektif dan efisien.
Menteri luar negeri ini menjadi pemimpin Forza Italia setelah kematian Silvio Berlusconi tahun lalu. Pemilihan Parlemen Eropa pada bulan Juni akan menjadi indikator pertama dari popularitas partai ini setelah kehilangan pemimpin karismatik sebelumnya.
Direspons Kritikan oleh Rusia
Juru bicara Menteri Luar Negeri Rusia Maria Zakharova merespons seruan Tajani dengan skeptis. Zakharova mempertanyakan prioritas Uni Eropa, di mana sebelum fokus membentuk tentara gabungan, UE seharusnya lebih fokus dalam membuat vaksin Covid-19 secara mandiri, memastikan perlindungan di perbatasannya sesuai dengan hukum internasional, dan membahas permasalahan migran dan pencari suaka.
Zakharova juga menilai bahwa akan ada masa di mana Presiden AS Biden meningkatkan harga energi untuk menekan UE, sehingga akan menambah tuntutan finansial bagi negara anggita NATO untuk mengumpulkan “dana bersama.”