Peringatan Prancis ke Trump atas ucapan yang Membahayakan batas kedaulatan Uni-Eropa

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, pada hari rabu memperingatkan Donald Trumpuntuk tidak mengusik atau mengancam kedaulatan perbatasan Uni-Eropa. Donald Trump berkata bahwa ia tidak akan menutup kemungkinan membuat tindakan militer dalam mengambil alih Greenland, yang selama ini menjadi wilayah otonom dari Denmark selama lebih dari 600 tahun.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, menyatakan bahwa ia tidak yakin Amerika Serikat akan melakukan invasi terhadap pulau Arktik yang luas, Greenland, yang telah menjadi bagian dari Denmark selama lebih dari enam abad. Menurutnya, kemungkinan serangan semacam itu sangat kecil, mengingat hubungan internasional yang ada dan pentingnya menjaga stabilitas kawasan. Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa prinsip kedaulatan wilayah berlaku untuk semua negara, besar maupun kecil, “Prinsip tentang ketidakbolehan pelanggaran batas wilayah berlaku untuk setiap negara… tidak peduli apakah itu negara yang sangat kecil atau sangat kuat”. Ia juga menyatakan kebingungan terhadap pernyataan dari pemerintahan AS yang baru. Scholz menekankan pentingnya NATO sebagai alat utama pertahanan dan hubungan transatlantik, di mana Denmark, Jerman, dan Prancis juga menjadi anggota.
Dalam wawancara dengan radio France Inter, Barrot menegaskan bahwa Uni Eropa tidak akan membiarkan negara manapun, termasuk Amerika Serikat, menyerang perbatasan kedaulatannya. “Tidak ada keraguan bahwa Uni Eropa akan berdiri teguh dalam melindungi kedaulatan dan integritas wilayahnya,” ujarnya. “Kami adalah benua yang kuat, dan kami bertanggungjawab untuk menjaga perdamaian serta stabilitas di kawasan kami dan dunia.”
Pernyataan Trump semakin memperjelas agenda ekspansionisnya, hanya dua minggu sebelum ia resmi dilantik pada upacara pelantikan 20 Januari 2025 di Washington.
“Jika Anda bertanya apakah saya percaya Amerika Serikat akan menginvasi Greenland, jawaban saya adalah tidak. Namun, apakah kita telah memasuki era di mana hanya yang terkuat yang akan bertahan? Maka jawaban saya adalah ya,” kata Barrot.