Imigrasi: Solusi Ekonomi atau Tantangan Sosial untuk Spanyol?
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan pada Rabu (9/10/2024) bahwa Ia akan membentuk peraturan yang memudahkan imigran untuk tinggal di Spanyol. Sanchez percaya imigrasi tidak hanya mengenai kemanusiaan namun juga sebagai elemen krusial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan negara, asalkan bisa dikelola dengan baik.
Langkah ini berbeda dengan banyak negara Eropa lain yang memilih untuk memperketat aturan perbatasan bagi pendatang, seperti negara Jerman, Slovakia, dan Hungaria mengeluarkan aturan baru mengenai pemeriksaan perbatasan sementara. Prancis juga ingin melakukan hal yang sama, sedangkan Italia berencana mendirikan kamp sementara untuk warga non-Uni Eropa Albania untuk migran yang datang dari wilayah laut. Lalu, mengapa Spanyol mempermudah aturan bagi para imigran di Spanyol di tengah pengetatan perbatasan di berbagai negara Eropa lainnya?
Kebutuhan imigran di Spanyol dan politik domestik
Spanyol menghadapi tantangan demografis yang signifikan. Menteri Inklusi, Jaminan Sosial dan Migrasi Spanyol, Elma Saiz menyatakan bahwa diperkirakan pada tahun 2050, Spanyol membutuhkan sekitar 200,000 hingga 250,000 imigran agar negara dengan jumlah sekitar 8,5 juta imigran tersebut tetap mampu memutar ekonominya. Saiz menilai bahwa Spanyol harus mengambil keuntungan dari peningkatan jumlah imigran di Spanyol untuk masa kini dan mendatang.
Namun, inisiasi untuk meregulasi sekitar 500,000 imigran ditentang oleh partai Vox yang menuduh pemerintah tidak bertanggung jawab dan regulasi akan memperburuk perdagangan manusia. Hal ini dikarenakan Spanyol di tahun 2022 lalu kedatangan sekitar 50,000 migran yang tidak memiliki dokumen resmi, meningkat sekitar 82 persen. Kondisi ini meningkatkan kontroversi debat mengenai imigrasi yang masih sangat kental di wilayah Eropa.
Berdasarkan teori segmentasi pasar pekerja, terdapat perbedaan segmentasi pekerja tergantung dari karakteristik dan tingkah laku. Segmentasi ini muncul dari institusi pasar pekerja termasuk pengelolaan perjanjian kerja (segmentasi mengenai pekerja tetap atau sementara), tipe pekerja (migran dan non-migran), termasuk segmentasi berdasarkan rasial yang berkaitan bahwa beberapa pekerjaan berkaitan erat dengan tipe ras tertentu. Sektor primer mengacu pada pekerjaan tetap seperti sektor jasa dan administrasi yang diisi oleh masyarakat lokal, sedangkan sektor sekunder mengacu pada pekerjaan bidang konstruksi, pertanian, dan kebersihan yang kebanyakan diisi oleh para imigran. Datangnya imigran seharusnya tidak hanya mengisi ‘kekosongan’ kebutuhan pekerja, namun juga seharusnya mampu memajukan sektor tertentu.
Spanyol merupakan salah satu negara yang kedatangan banyak imigran. Saiz menyatakan bahwa pasar pekerja Spanyol memiliki ribuan lowongan kosong dan pekerja imigran berkontribusi sekitar sepuluh persen. Namun, bagai pedang bermata dua, tidak dipungkiri banyak imigran yang datang ke Spanyol dengan alasan pekerjaan namun berakhir di jalanan sehingga meningkatkan kemiskinan dan tingkat kejahatan. Penelitian dari Institut Elcano mencatat bahwa risiko kemiskinan di Spanyol berkembang di mana 56 persen dari imigran non-Uni Eropa yang tinggal di Spanyol berisiko mengalami kemiskinan. Lalu, mengapa Presiden Spanyol tetap mendukung datangnya imigran?
Profesor Ekonomi Javier Diaz-Gimenez menyatakan bahwa kondisi populasi Spanyol saat ini memaksa pentingnya imigran untuk mendukung perekonomian Spanyol karena generasi yang berasal dari tahun pertengahan 1950-1970 sudah memasuki usia pensiun. Dengan angka kelahiran saat ini, diperkirakan kurang mampu menutupi kebutuhan pekerja, dan angka ini juga diperkirakan akan mencapai 14,1 juta orang. Laporan lain juga menyatakan bahwa pada Oktober 2022, populasi yang lahir di Spanyol turun hingga 16 persen, sedangkan populasi yang lahir di luar Spanyol meningkat. Tidak hanya itu, isu mengenai populasi ini berpengaruh pada penurunan angka kerja yang berpotensi menghasilkan kekurangan tenaga kerja yang akhirnya akan mempengaruhi perekonomian negara.
Pekerja Migran di Spanyol
Meskipun penting secara ekonomi, namun keberadaan imigran di Spanyol tidak lepas dari perdebatan sosial. Persepsi mengenai imigran masih sangat beragam, di mana meskipun terdapat 9 persen orang Spanyol yang berpendapat imigrant mendukung perekonomian, namun 30 persen menilai imigran meningkatkan ketidakamanan dan lebih dari 57 persen percaya terlalu banyak imigran di Spanyol.
Secara perekonomian, beberapa pandangan positif muncul mengenai imigran. Salah satunya pekerjaan berat yang membutuhkan banyak tenaga manusia. Salah satu pemilik bisnis di Spanyol menilai tidak banyak anak muda Spanyol atau Eropa yang ingin melakukan pekerjaan fisik ‘berat. Kedatangan imigran menjadi salah satu cara bagi bisnisnya untuk terus beroperasi dan berkembang. Secara politik, Perdana Menteri Spanyol Sanchez, memiliki pandangan bahwa bahkan migran yang memiliki kemampuan rendahpun dapat mendukung perekonomian dengan melakukan ‘pekerjaan tak terlihat.’ Sanchez menambahkan bahwa tanpa migran, sektor konstruksi, pertanian, dan pelayanan akan runtuh.
Meskipun kebutuhan akan migran meningkat, namun Spanyol tetap perlu melakukan pengawasan dan kontrol terhadap kualitas dan jumlah imigran yang masuk dan menetap di Spanyol. Ketegangan sosial antar kelompok bisa mendorong konflik sosial dan ekonomi antara masyarakat Spanyol dan imigran. Tidak hanya itu, penting juga untuk membentuk kebijakan yang inklusif dan memerhatikan hak pekerja imigran sheingga integrasi mereka ke pasar tenaga kerja bisa mendukung mobilitas ekonomi bagi para imigran dan hak pekerja imigran bisa terpenuhi dan dilindungi.
Eksploitasi pekerja sering terjadi, terutama dikarenakan kondisi para imigran yang seringkali berada di sektor sekunder yang kurang diinginkan oleh tenaga kerja lokal. Terlebih, dengan pemikiran bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain selain melakukan pekerjaan ‘kasar,’ kondisi ini mampu diperburuk dengan perlindungan hak kerja imigran yang tidak sesuai dengan ketentuan hak kerja.