Gencatan Senjata Skala Nasional Yaman Akhirnya Terjadi Setelah 6 Tahun: Krisis Kemanusiaan Terburuk Menurut PBB
Pihak-pihak yang berkonflik di Yaman setuju untuk melakukan gencatan senjata skala nasional. Persetujuan ini merupakan yang pertama kali sejak tahun 2016. Gencatan senjata ini dikatakan akan berlangsung sekitar dua bulan dan mengakhiri pertikaian sejak hampir tujuh tahun lamanya.
Pekan lalu, presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi mengalihkan kekuasaannya ke presiden baru ketika situasti politik tengah bergejolak. Perang Yaman telah digambarkan sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia oleh PBB.
Gencatan senjata dimaksudkan untuk menghentikan semua operasi militer di Yaman seraya dengan masuknya bulan suci Ramadhan. Aksi ini diharapkan tidak kembali dilanggar seperti kesepakatan yang dilakukan sebelumnya.
Menurut AFP, perjanjian gencatan senjata meliputi semua operasi militer darat, udara dan laut di Yaman dan melintasi perbatasannya dengan diawali dengan diizinkannya 18 kapal bahan bakar masuk ke pelabuhan Hodeida dan dua penerbangan komersial dapat kembali dibuka dari Bandar Udara Sanaa.
Aksi ini diharapkan dapat memungkinkan impor bahan baku ke daerah-daerah yang dikuasai kelompok pemberontak menurut PBB. Duta Besar Iran untuk Yaman, menyatakan keprihatinan tentang kondisi kritis di Yaman, dan menekankan perlunya memastikan gencatan senjata berlangsung permanen agar masyarakat Yaman dapat bernafas lega dan dapat menata hidup mereka kembali.
Iran sendiri terlibat dalam resolusi konflik pemerintah Yaman dengan kelompok pemberontak. “Dengan semangat perlawanan dan kebijaksanaan, rakyat Yaman akan menentukan nasib mereka sendiri,” tutur Diplomat Iran tersebut.Sementara itu, duta besar memuji pemerintah dan rakyat Iran atas sikap mereka dalam mendukung Yaman.
Utusan khusus AS untuk Yaman Tim Lenderking mengatakan kepada Becky Anderson dari CNN pada hari 12 April 2022 bahwa dukungan Iran untuk gencatan senjata memberikan kesempatan untuk menindaklanjuti upaya untuk meredakan konflik regional.
Menurut data dari PBB, perang yang tidak dapat diselesaikan telah menewaskan ratusan ribu orang yang memicu krisis kemanusiaan dilansir dari Muscat Daily. Terkait aktifitas di bulan Ramadhan, masyarakat Yaman seringkali berusaha melestarikan budaya jamuan buka puasa, namun karena konflik yang terjadi, banyak masyarakat yang tidak memiliki penghasilan untuk membeli makanan yang layak. Gencatan senjata kali ini diharapkan dapat membawa kebaikan bagi masyarakat yang terkena imbas dari konflik tersebut.
Dilansir dari CNN, perbedaan utama dengan gencatan senjata sebelumnya adalah bahwa kali ini perjanjian tersebut terikat waktu dan belum terikat pada inisiatif yang lebih luas di luar tujuan terbatas untuk membiarkan beberapa transportasi laut dan udara membawa bahan baku dan memulai diskusi pembicaraan mengenai pembukaan kota Taiz yang dikepung pemberontak.
Konflik di Yaman ini terjadi akibat gerakan Houthi Ansarullah Yaman yang berusaha menjalankan kembali rezim lamanya. Hal ini tidak disambut baik oleh berbagai negara tetangga. Akhirnya Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya melancarkan serangan besar-besaran di Yaman pada Maret 2015. Konflik ini berlanjut hingga akhirnya pihak-pihak tersebut setuju untuk melakukan gencatan senjata.
Kondisi di Yaman Memperumit Hubungan AS-Saudi - DIP Institute
October 17, 2022 @ 9:19 am
[…] dan koalisi saingannya yang dipimpin Saudi telah menyetujui gencatan senjata nasional pada bulan April lalu. Namun akhir pekan lalu atas tuntutan yang berkaitan dengan upah sektor publik. Houthi memberlakukan […]