Macron Sampaikan Dukung Solusi Dua Negara Pada Netanyahu
Pada Selasa, 15 April 2025, Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dalam pembicaraan tersebut, Macron menegaskan bahwa penderitaan warga sipil di Gaza “harus diakhiri” dan menyerukan penghentian segera operasi militer Israel di wilayah tersebut. Ia juga menekankan pentingnya gencatan senjata dan pembukaan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Selain itu, Macron menyatakan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan dan keamanan bagi Israel. Ia menegaskan bahwa Prancis siap untuk mengakui negara Palestina dalam waktu dekat sebagai bagian dari upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik.
Namun demikian, Netanyahu menolak keras gagasan tersebut. Dalam pernyataannya, ia menyebut bahwa pembentukan negara Palestina akan menjadi “hadiah besar bagi terorisme“dan berpotensi menjadikan wilayah tersebut sebagai “benteng teror Iran” yang hanya berjarak beberapa menit dari pusat populasi Israel.
Ketegangan antara kedua pemimpin juga meningkat setelah komentar kontroversial dari Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel, yang mengkritik rencana Prancis untuk mengakui negara Palestina. Dalam unggahan di media sosial, Yair menyatakan bahwa Prancis seharusnya mendukung kemerdekaan wilayah-wilayah seperti Kaledonia Baru dan Korsika, serta menghentikan “neo-imperialisme“ di Afrika Barat.
Sementara itu, Gaza kembali menerima serangan udara Israel yang menghantam gerbang utara Rumah Sakit Lapangan Kuwait di wilayah Muwasi, dan menewaskan seorang tenaga medis serta melukai sembilan orang lainnya, termasuk pasien. Wilayah ini diketahui menjadi tempat perlindungan bagi ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi akibat konflik.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 51.000 warga Palestina telah tewas sejak konflik dimulai pada Oktober 2023. Israel mengklaim bahwa sekitar 20.000 dari korban tersebut adalah militan Hamas. Namun, serangan yang terus menerus telah menghancurkan infrastruktur Gaza dan menyebabkan sekitar 90% penduduknya mengungsi.
Meskipun tekanan internasional meningkat, termasuk dari Prancis, untuk mencapai gencatan senjata dan solusi politik, pemerintah Israel tetap bersikukuh pada posisinya. Netanyahu menegaskan bahwa pengakuan terhadap negara Palestina hanya akan memperburuk situasi keamanan dan memberikan legitimasi kepada kelompok-kelompok teroris.