Dunia Arab Menyepakati Rencana Pembangunan Ulang Gaza Buatan Mesir

Pada 4 Maret 2025 negara-negara Arab menyetujui rencana pembangunan ulang Gaza buatan Republik Arab Mesir dalam Konferensi Luar Biasa (KLB) Arab Untuk Palestina yang diselenggarakan di Kairo. Rencana tersebut mengutamakan pembangunan ulang Gaza hingga tahun 2030 yang dilaksanakan dalam tiga fase dan dengan biaya sebesar USD 53 miliar. Dalam rencana ini, Gaza akan diubah menjadi daerah urban hijau dengan zona industri dan agrikultur, bandara udara, serta pelabuhan nelayan dan komersil. Implementasi rencana pembangunan ulang ini akan dilaksanakan oleh Otoritas Palestina (PA) dengan bantuan Komite Administrasi Gaza yang akan membantu PA mengelola rekonstruksi dalam enam bulan pertama. Sementara itu Hamas akan merelakan kekuasaan mereka kepada sebuah pemerintahan ad interim hingga PA dapat mengambil alih pemerintahan di Gaza.
Menanggapi tanggapan positif negara-negara Arab terhadap rencana ini Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menyampaikan apresiasinya terhadap konsensus Dunia Arab untukmembangun ulang Gaza tanpa memaksa warga setempat untuk meninggalkan rumah mereka. Presiden El-Sisi menambahkan bahwa Mesir akan bekerja sama dengan pemerintahan Donald Trump, negara-negara Arab, dan komunitas internasional untuk membentuk sebuah rencana komprehensif yang dapat mengakhiri konflik Israel-Palestina. Sementara itu Hamas juga menyatakan dukungan mereka terhadap rencana pembangunan Gaza yang dirancang oleh Mesir. Hamas juga mengapresiasi pernyataan dari Dunia Arab yang mengecam dan menolak segala bentuk upaya pemindahan penduduk Gaza secara paksa. Selain itu Hamas juga mendukung upaya boikot terhadap Israel sebagai sebuah gerakan strategis efektif yang dapat mendorong Negeri Bintang Daud untuk mengikuti hukum internasional.
Di sisi lain Israel menolak rencana pembangunan yang dirancang oleh Mesir karena mereka menganggap hal tersebut tidak sesuai dengan realita yang dihadapi Israel setelah serangan 7 Oktober 2023. Selain itu Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Israel menambahkanbahwa rencana pembangunan ulang Gaza yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan memberikan warga Gaza kesempatan untuk memilih tanpa ada tekanan. Sebelumnya Presiden Donald Trump telah menyampaikan keinginannya untuk mengubah Gaza menjadi sebuah Riviera of The Middle East dengan membangun resor dan mengusir secara paksa warga Palestina yang telah menetap di wilayah tersebut. Rencana tersebut dikecam oleh berbagai pihak karena dianggap sebagai kejahatan perang dalam hukum internasional.