Vladimir Putin Resmi Calonkan Diri Kembali di Pemilu 2024 Mendatang
Presiden Rusia Vladimir Putin dikonfirmasi secara resmi mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan presiden pada Maret 2024 mendatang, meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan terus menjalankan kepemimpinannya.
Pengumuman hari Jumat ini diperkirakan akan menjamin dia mendapatkan masa jabatan kelima sebagai presiden dan memungkinkan dia untuk terus memimpin intervensi militer Rusia di negara tetangganya, Ukraina. Pengumuman ini juga muncul pasca spekulasi mengenai apakah politisi berumur 71 tahun tersebut, yang sudah memimpin sejak tahun 2000, dan berencana menambah sekitar enam tahun lagi setelah amandemen di tahun 2020 yang mengembalikan kembali kepemimpinannya sejak 2020.
Putin akan mencalonkan diri untuk yang ke-lima kalinya dalam pemilihan umum yang akan diadakan pada 17 Maret 2024 mendatang, di mana inaugurasi akan dilakukan pada Mei 2024. Putin berencana untuk meneruskan kekuasaannya sebagai kepala negara atau perdama menteri untuk lebih dari dua dekade.
Pemilu ini juga akan menjadi pemilu pertama di mana penduduk wilayah pendudukan Ukraina, termasuk Donetsk, Luhansk, Zaporizhia dan Kherson, yang dianeksasi oleh Rusia selama perang saudara, akan berpartisipasi dalam pemilu presiden. Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan “pemungutan suara dari rumah ke rumah” di empat wilayah selama tiga hari berturut-turut pada tanggal 15, 16, dan 17 Maret.
Kepemimpinan Putin
Putin mulai menjabat sebagai Perdana Menteri Rusia pada Agustus 1999, dan tiba-tiba mengambil alih jabatan Presiden Boris Yeltsin pada Malam Tahun Baru di tahun itu. Ia menjabat sebagai presiden selama dua periode empat tahun sebelum mengundurkan diri pada tahun 2008, namun konstitusi tidak mengizinkan dia untuk dipilih kembali sebagai presiden.
Dia mendukung penggantinya sebagai presiden, Dmitry Medvedev, selama masa jabatan kedua Putin sebagai perdana menteri. Namun, Putin kembali menjabat presiden pada tahun 2012 dan belum melepaskan kekuasaannya sejak saat itu. Setelah memenangkan pemilu kembali pada tahun 2018, Putin menandatangani undang-undang yang membuka jalan untuk masa jabatan enam tahun kedua sebagai presiden pada tahun 2021.
Perubahan hukum ini berarti Presiden Putin, yang kini berusia 71 tahun, dapat memperpanjang kekuasaannya hingga tahun 2036. Putin diperkirakan tidak akan menghadapi perlawanan serius pada bulan Maret. Di bawah pemerintahan otoriternya, politisi oposisi mengalami nasib serupa: pengasingan, penjara, atau kematian dalam keadaan yang mencurigakan.
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, salah satu penantang politik utama selama era Putin, pada bulan Agustus dijatuhi hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme. Navalny dan para pendukungnya mengatakan penangkapannya dirancang secara politis untuk membungkam kritik terhadap Presiden Putin.