Partai Komunis China dijadwalkan akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi pada 16 Oktober mendatang dimana Presiden Xi Jinping akan diberikan masa jabatan ketiga yang sangat langka di China.[1] Kongres yang diadakan setiap lima tahun sekali itu kemungkinan akan merombak sebagian dari badan pemerintahan tertinggi partai, Komite Tetap Politbiro yang beranggotakan tujuh orang, meskipun Xi telah memusatkan banyak kekuasaan pada dirinya.
Susunan baru di sekitar Xi akan dikonfirmasi secara terbuka menjelang akhir kongres selama seminggu di Beijing, termasuk siapa yang akan menjadi perdana menteri petahanan. Li Keqiang, seorang pejabat tinggi China juga menegaskan kembali perlunya reformasi, sesuatu yang belum menjadi fokus utama bagi Xi selama ini.[2]
Secara internasional, bisnis asing akan bersemangat untuk melihat apakah China akan melonggarkan beberapa kebijakan pandemi paling ketat di dunia setelah kongres itu. Pembatasan yang berkepanjangan telah menghalangi berbagai kepentingan bisnis dan kadang-kadang mengganggu rantai pasokan, terutama dari pelabuhan-pelabuhan China yang sangat sibuk.
Pembatasan itu juga memberi tekanan pada pertumbuhan ekonomi China yang sebelumnya luar biasa. Pada bulan Juli, Dana Moneter Internasional memangkas perkiraan pertumbuhan PDB China untuk tahun 2022 menjadi 3,3 persen dari 4,4 persen pada bulan April.[3] Selain itu, ada minat di antara para pengamat tentang apakah Beijing akan mempromosikan diplomat lain ke dalam badan lapis kedua, Politbiro yang beranggotakan 25 orang. Perwakilan saat ini, Yang Jiechi, yang telah memainkan peran utama dalam hubungan AS-China dan berurusan secara pribadi dengan pemerintahan Trump dan Biden, telah melewati usia pensiun.
Mungkin hal yang kecil kemungkinannya untuk berubah adalah arah geopolitik yang semakin dalam yang telah dipimpin Xi di negara itu selama masa pemerintahannya. China telah memposisikan AS sebagai saingan utamanya.[4] Hal ini berkaitan dengan apa yang telah Xi capai saat ini dan bagaimana kekuasaan Xi di China. Menurut Shan, Xi telah berusaha untuk menghidupkan kembali elemen-elemen Maois tertentu, ia menunjukkan minat untuk memperkenalkan gaya Maois kepada kepemimpinan partai dan tata negaranya.[5] Xi sendiri merupakan seseorang yang sangat ambisius terkait pembangunan China yang memang dapat dilihat dari bagaimana pertumbuhan China sejak pemerintahan Xi tahun 2013. China telah menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahunan rata-rata 9,5% hingga 2018.[6]
Dalam beberapa tahun terakhir konsep kepemimpinan telah menjadi topik penelitian yang harus dievaluasi secara independen dari area lain daripada konsep yang dievaluasi di bawah berbagai bidang dan disiplin ilmu. Salah satu yang paling penting adalah pemimpin. Karena ciri-ciri utama pemimpin membantu mereka tampil lebih menonjol daripada aktor lain.[7]
Xi menjadi pemain utama dalam berjalannya China sebagai negara. Xi dengan demikian menonjol dari para pendahulunya. Ia menunjukkan kesediaan untuk membawa kepribadiannya ke dalam gaya kepemimpinannya bahwa ia menunjukan bahwa ia mengejar kekuasaan.[8] Xi sendiri merevisi prinsip partai “kepemimpinan kolektif” yang mengizinkan satu pemimpin memegang status dominan seperti yang dilakukan Mao selama Revolusi Kebudayaan. Gagasan utama “kepemimpinan kolektif” adalah bahwa keputusan besar harus dibuat oleh konsensus para pemimpin puncak, sebagian besar, anggota Komite Tetap Politbiro.[9]
Dalam kata lain, pemimpin negara merupakan aktor yang penting dalam sebuah kepemimpinan negara. Karena pemimpin sendiri memiliki posisi di antara ranah domestik dan internasional dengan peran yang khas sebagai perumus kebijakan luar negeri.[10] Di tingkat internasional, pemerintah nasional berusaha untuk memaksimalkan kemampuan mereka sendiri untuk memenuhi tekanan domestik, sambil meminimalkan konsekuensi yang merugikan dari perkembangan asing.[11]
[1] Stuart Lau, “China sets date for party congress at which Xi will get rare third term”, Politico, https://www.politico.eu/article/china-set-date-party-congress-xi-get-rare-third-term/
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[5] Wei Shan, “Xi Jinping’s Leadership Style. East Asian Policy,” Volume 8, No. (3), 2016, 42–53. doi:10.1142/S1793930516000283, hlm 45
[6] “China’s Economic Rise: History, Trends, Challenges, and Implications for the United States”, Every CSR Report, 25 Juni 2019, https://www.everycrsreport.com/reports/RL33534.html
[7] Irfan Arik dan Cevit Yavuz, “The Importance Of Leadership In International Relations (Recep Tayyip Erdoğan Sample)”, International Journal of Research in Social Sciences, Volume 4, No. 9, Januari 2015, hlm 143
[8] Op. Cit., Shan, hlm 43
[9] Ibid., hlm 46
[10] Robert D. Putnam, “Diplomacy and Domestic Politics: The Logic of Two-Level Games,” International Organization 42, No. 3, 1988, 427-460
[11] Ibid., hlm 434