Pejabat senior Korea Utara mengecam ‘tuduhan’ Amerika Serikat (AS) terkait memberikan pasokan senjata ke Rusia pada masa perang antara Rusia-Ukraina. Sebelumnya, AS menuduh bahwa Pyongyang memasok roket dan rudal ke Wagner Group Rusia, yakni grup militer milik Rusia, dan membantu pasukan Rusia untuk memperkuat pasukannya di Ukraina.
AS bersikeras bahwa Korea Utara menjual senjata ke grup Wagner.
Pejabat senior Korea Utara memperingatkan bahwa AS akan mendapat balasan jika terus bersikukuh menyebarkan ‘rumor’ yang dibuat-buat tersebut. Direktur Jenderal Urusan AS pada Kemlu Korea Utara, Kwon Jong Gun, menyatakan, “Mereka (AS) mencoba untuk menodai citra (Korea Utara) dengan mengarang sesuatu yang tidak ada adalah provokasi besar yang tidak pernah bisa dibiarkan dan itu tidak bisa tidak memicu reaksinya.”
Dilansir dari the Moscow Times, Washington pada awal bulan ini melabel kelompok Wagner sebagai “organisasi kriminal transnasional”, mengutip kesepakatan senjatanya dengan Pyongyang yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Juru bicara keamanan nasional AS John Kirby menyatakan bahwa Gedung Putih sudah menunjukkan foto-foto intelijen AS tentang mobil rel Rusia yang memasuki Korea Utara, mengambil muatan roket dan rudal infanteri, dan kembali ke Rusia.
Korea Utara mengencam AS soal suplai tank ke Ukraina
Seakan membalas AS, Korea Utara turut mengecam AS terkait rencana Presiden AS Joe Biden yang menjajikan 31 tank Abrams, yakni salah satu senjata paling kuat dan canggih tentara AS, untuk mendukung Ukraina. Padahal, Korea Utara menilai AS yang bertanggung jawab atas atas krisis di Ukraina dengan dasar “kebijakan hegemonik” Barat memaksa Rusia mengambil tindakan militer untuk melindungi kepentingan keamanannya.
Saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengutuk keputusan Amerika Serikat tersebut dan menuduh Washington telah melewati “garis merah” dan meningkatkan “perang proksi” yang dirancang untuk menghancurkan Moskow.
Dilansir dari Reuters, saudara perempuan Kim Jong Un menegaskan bahwa tindakan AS dalam memasok senjata ofensif seperti (tank tempur utama) ke Ukraina dengan biaya tinggi, dan tanpa menghiraukan perhatian dan kritik dari masyarakat internasional merupakan kejahatan tidak etis yang bertujuan menjaga situasi internasional tidak stabil.
Korea Utara juga menilai bahwa tindakan AS sebagai “tindakan kriminal terhadap kemanusiaan” yang bertujuan untuk melanggengkan situasi internasional yang tidak stabil.