Grup Wagner telah menjadi infanteri sekali pakai dari serangan Rusia di Ukraina timur, tetapi dokumen intelijen militer Ukraina yang diperoleh CNN menunjukkan seberapa efektif mereka berada di sekitar kota Bakhmut. Wagner adalah kontraktor militer swasta yang dijalankan oleh Yevgeny Prigozhin yang terlihat di garis depan dalam beberapa minggu terakhir pertempuran di Ukraina. Karena efektifitas Wagner, Prigozhin menyatakan bahwa Wagner mungkin adalah “tentara paling berpengalaman di dunia saat ini“.
Laporan Ukraina, pada akhir tahun lalu menyimpulkan bahwa Wagner merupakan ancaman unik jarak dekat walaupun banyak dari tentara Wagner menjadi korban dari perang Ukraina. “Kematian ribuan tentara Wagner tidak penting bagi masyarakat Rusia,” tegas laporan tersebut. Penyadapan telepon yang diperoleh oleh sumber intelijen Ukraina dan dibagikan dengan CNN juga menunjukkan sikap tanpa ampun di medan perang. Bahkan seorang tentara Wagner terdengar berbicara tentang mereka mencoba menyerah kepada Ukraina.
Pejuang Wagner yang terluka dikabarkan sering ditinggalkan di medan perang selama berjam-jam, menurut penilaian Ukraina. “Infanteri serbu tidak diperbolehkan membawa yang terluka keluar dari medan perang sendirian, karena tugas utama mereka adalah melanjutkan penyerangan sampai tujuan tercapai. Jika penyerangan gagal, mundur juga hanya diperbolehkan pada malam hari.” Terlepas dari ketidakpedulian yang brutal terhadap korban yang ditunjukkan oleh Prigozhin sendiri analisis Ukraina mengatakan bahwa taktik Wagner “adalah satu-satunya yang efektif untuk pasukan mobilisasi yang kurang terlatih yang merupakan mayoritas pasukan darat Rusia.”
Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkian bahwa tentara Rusia mungkin mengadaptasi taktiknya untuk menjadi lebih seperti Wagner yang dinilai akan menjadi perubahan signifikan terhadap ketergantungan tradisional Rusia pada unit mekanis yang lebih besar. Di lapangan, menurut penyadapan telepon intelijen Ukraina, beberapa pasukan yang dimobilisasi sedang berpikir untuk beralih ke Wagner. Dalam salah satu pencegatan tersebut, seorang tentara membandingkan Wagner dengan unitnya dan berkata bahwa tentara Rusia lebih memilih untuk bergabung dengan kelompok Wagner.
Laporan Ukraina mengatakan bahwa Wagner mengerahkan pasukannya dalam kelompok bergerak sekitar selusin atau kurang, menggunakan granat berpeluncur roket (RPG) dan mengeksploitasi intelijen drone yang digambarkan laporan itu sebagai “elemen kunci“. Alat lain yang dimiliki tentara Wagner adalah penggunaan alat komunikasi buatan Motorola yang kemudian ditangguhkan oleh perusahaan tersebut setelah invasi Rusia menurut CNN.
Prigozhin telah berulang kali bersikeras bahwa para pejuangnya bertanggung jawab untuk merebut kota Soledar dan pemukiman terdekat dalam seminggu terakhir, keuntungan militer Rusia pertama dalam invasinya selama beberapa bulan. “Tidak ada unit selain operasi PMC Wagner yang terlibat dalam penyerbuan Soledar”. Kinerja Wagner adalah rute Prigozhin untuk mendapatkan lebih banyak sumber daya dan berperan penting dalam pertempurannya yang berkelanjutan dengan pembentukan militer Rusia, yang sering dia kritik sebagai tidak kompeten dan korup.
Selama kementerian pertahanan Rusia yang dinilai kinerjanya buruk, Prigozhin akan menuntut lebih banyak sumber daya untuk Wagner. Kelompok tersebut juga tampaknya dapat memperoleh senjata dengan cara lain. Pejabat AS mengatakan pekan lalu bahwa Wagner mendapatkan senjata dari Korea Utara. “Bulan lalu, Korea Utara mengirimkan roket infanteri dan rudal ke Rusia untuk digunakan oleh Wagner,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.
Amerika Serikat dan Korea Utara Saling Tuduh Soal Pasokan Senjata - DIP Institute
February 6, 2023 @ 9:21 am
[…] masa perang antara Rusia-Ukraina. Sebelumnya, AS menuduh bahwa Pyongyang memasok roket dan rudal ke Wagner Group Rusia, yakni grup militer milik Rusia, dan membantu pasukan Rusia untuk memperkuat pasukannya […]