China dan Rusia Tingkatkan Kerja Sama Pertahanan
Pada 14 Oktober 2024 Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Andrei Belousov mengunjungi Beijing China untuk memperkuat hubungan pertahanan antara Rusia dan China. Di pertemuan ini Belousov bertemu dengan Wakil Ketua Komisi Militer Pusat (CMC) China Jenderal Zhang Youxia untuk membahas tentang peningkatan kerja sama pertahanan antara kedua negara. Dalam pertemuan tersebut Menhan Belousov menyatakan kepada Jenderal Zhang Youxia bahwa kedua negara memiliki pemahaman serupa tentang kondisi global saat ini sehingga diperlukan kerja sama antara kedua negara. Selain itu Menhan Belousov juga menyampaikan bahwa Rusia ingin meningkatkan kerja sama dengan China dan memperdalam kemitraan strategis untuk mencapai sebuah era baru. Sementara itu Wakil Ketua CMC Jenderal Zhang Youxia mendorong kedua negara untuk memperdalam dan meningkatkan hubungan militer untuk mempertahankan perdamaian dan stabilitas regional.
Pertemuan ini diselenggarakan setelah China menggelar sebuah latihan perang di perairan sekitar Taiwan sebagai peringatan atas aksi-aksi separatisme yang dilakukan oleh pulau tersebut. Kedua negara telah meningkatkan hubungan militer mereka sejak tahun 2022 dengan menyelenggarakan latihan bersama di Laut Jepang pada 21 September 2024 dan di Samudra Arktik pada 3 Oktober 2024. Latihan bersama di Samudra Arktik sendiri merupakan bagian dari upaya China dan Rusia untuk membuka rute perdagangan baru yang dapat mengurangi ketergantungan China terhadap Selat Malaka.
Hubungan antara Rusia dan China telah mengalami peningkatan pesat sejak Februari 2022 karena beberapa minggu sebelum invasi kedua negara menandatangani perjanjian no limit partnership. Dalam perjanjian ini, Rusia dan China menyatakan bahwa hubungan kedua negara tidak memiliki batas dan tidak ada kerja sama yang dibatasi. Hal ini kembali ditekankan saat China dan Rusia memperingati ulang tahun ke-75 pembentukan hubungan diplomatik antara kedua negara. Kedekatan ini mendapatkan perhatian dari Amerika Serikat yang menuduh China sebagai pendukung invasi Rusia terhadap Ukraina dengan menjual peralatan fungsi ganda yang dapat digunakan untuk keperluan militer. Selain itu perdagangan antara kedua negara meningkat sebesar 3,5% dengan nilai dagang sekitar 1,2 triliun Yuan (USD 168 miliar) dalam periode Januari-September 2024.