Pemimpin Hezbollah Tewas Akibat Serangan Udara Israel
Pada 28 September 2024, Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengklaim bahwa mereka telah menewaskan pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah dalam serangan udara di Beirut. Berita ini dikonfirmasi oleh Hezbollah pada 29 September 2024 yang menyatakan bahwa pemimpin mereka tewas akibat dari serangan udara yang dilancarkan oleh IDF. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh IDF, serangan udara yang menewaskan pemimpin Hezbollah dilaksanakan oleh Skadron 119 “Kelelawar” menggunakan pesawat tempur F-16I Sufa. Dilansir dari New York Times serangan udara ini dilakukan oleh delapan pesawat yang membawa 15 bom 900 kg yang dilengkapi dengan JDAM-Kit. Serangan ini menargetkan bunker komando (command bunker) Hassan Nasrallah yang berada sekitar 60 kaki atau 18 meter di bawah permukaan tanah.
Serangan udara ini juga menewaskan beberapa orang lain seperti Komandan Pasukan Selatan Hezbollah Ali Karaki dan beberapa komandan senior lainnya serta Wakil Komandan Korps Revolusioner Penjaga Islam (IRGC) Iran Abbas Nilforoushan. Menanggapi serangan ini Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan belasungkawa nya dan mengumumkan lima hari berkabung untuk menghormati Nasrallah melalui media sosial X. Sementara itu Pemerintah Lebanon mengecam serangan udara yang dilakukan Israel dan mendorong warga Lebanon untuk bersatu dalam melawan agresi. Pemerintah Suriah juga ikut mengecam serangan udara yang dilakukan oleh Israel sebagai sebuah tindak agresi. Di sisi lain pemberontak Suriah di Kota Idlib merayakan kematian Hassan Nasrallah karena Hezbollah merupakan sekutu dari Presiden Bashar Al-Assad yang bertanggung jawab atas kesengsaraan yang dialami warga Suriah.
Kematian Hassan Nasrallah merupakan pukulan terberat bagi Hezbollah karena dalam beberapa minggu terakhir organisasi tersebut digemparkan oleh serangan kuda trojan dan serangan udara IDF. Menurut analis keamanan kawasan Timur Tengah dari Amerika Serikat Mohamed Al-Basha, kematian Nasrallah telah melumpuhkan struktur komando Hezbollah dan hal ini dapat memberikan dampak besar bagi organisasi tersebut. Selain itu kematian dari pemimpin Hezbollah tersebut juga menunjukan dalamnya penyusupan yang telah dilakukan oleh Israel. Walaupun demikian terdapat kekhawatiran bahwa Hezbollah dapat melakukan reorganisasi karena organisasi tersebut masih memiliki sumber daya manusia dan infrastruktur militer yang memadai.