Israel Serang Yaman, Sebut Balasan Serangan Houthi
Setelah Sekretaris Jenderal Hezbollah, Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara militer Israel di Lebanon pada Jumat, 27 September 2024, kelompok Houthi di Yaman menyerang Israel dengan menembakkan peluru kendali ke Bandara Ben Gurion Israel, pada Minggu, 29 September 2024. Serangan tersebut kemudian mendapatkan balasan dari Israel dengan peluncuran serangan udara ke Yaman, menghantam Pelabuhan Hodeida.
Kapten David Avraham, Juru bicara militer Israel menyebutkan, serangan mereka menargetkan fasilitas atau pasukan militer yang dikuasai Houthi. Israel menuding Houthi yang berada di Yaman bergerak di bawah arahan dan pendanaan Iran, yang selama ini menjadi ‘musuh’ Israel di kawasan. “Selama setahun terakhir, Houthi telah beroperasi di bawah arahan dan pendanaan Iran, dan bekerja sama dengan milisi Irak untuk menyerang Negara Israel, merusak stabilitas regional, dan mengganggu kebebasan navigasi global,” demikian pernyataan militer Israel.
Serangan ini diketahui sebagai serangan kedua Israel terhadap Yaman pada tahun ini, dimana pada Juli lalu, Israel juga menyerang Yaman dengan pesawat tempurnya, menghantam militer Houthi, setelah sebuah drone Houthi menyerang Tel Aviv.
Dilansir dari AFP, Senin (30/9/2024), TV Al-Masirah mengabarkan seorang pekerja pelabuhan dan tiga teknisi tewas dengan 33 orang terluka dalam “jumlah korban awal”, atas serangan Israel. Jumlah ini mungkin bertambah, seraya dengan penambahan ambulans dan tim penyelamat yang masih mencari orang-orang yang hilang.
Disisi lain, Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, yang dikuasai Houthi, dalam pernyataannya pada Almasirah, media Yaman, menegaskan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman akan terus menanggapi Israel dan tidak akan ragu untuk meningkatkan serangan lebih lanjut dalam menanggapi tuntutan atas fase saat ini dalam berpartisipasi dalam pertahanan Gaza dan Lebanon.
Dalam sebuah unggahan di X, Mohammed Abdulsalam, juru bicara Houthi, juga mengatakan bahwa serangan Israel pada hari Minggu (29/9) tidak akan menyebabkan kelompok itu “meninggalkan Gaza dan Lebanon.”