Rusia sedang dalam masa tegang karena perselisihan di perbatasan dengan Ukraina. Namun, Rusia di sisi lain juga tetap meningkatkan hubungan kerja sama pertahanan dengan partnernya yakni China dan Iran.
Rusia sesuai dengan rencana pelatihan yang tercantum dalam Russian Armed Forces’ 2020 akan melakukan serangkaian pelatihan. Dalam beberapa bulan ke depan bersama dengan komando armadanya akan dilaksanakan latihan di wilayah operasi masing-masing.
Pelatihan ini penting guna melindungi kepentingan laut Rusia, termasuk melawan ancaman militer pada Rusia di wilayah lautan.
Tidak hanya di wilayah Mediterania, namun juga wilayah Utara dan Timur Samudera Atlantik, Laut Utara, Laut Okhotsk, dan Samudra Pasifik menjadi tempat pelatihan.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa Rusia dan China akan melaksanakan latihan militer bersama bertajuk “Peaceful Sea-2022” atau Laut Damai-2022 di wilayah barat Laut Arab.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa kedua angkatan laut bekerja sama dalam manuver taktis, inspeksi dan teknik pembebasan sebuah kapal yang disimulasikan telah ditangkap oleh militan maritim.
Selama latihan, kapal perang Rusia, bersama dengan Angkatan Laut China, akan melakukan manuver taktis dan operasi pencarian kapal kargo yang disita bernama kapal tanker Boris Butoma.
Terdapat juga Kapal penjelajah rudal kelas Slava Armada Pasifik Rusia Varyag, kapal perusak anti-kapal selam besar kelas Udaloy bernama Admiral Tributs, dan kapal tanker laut besar Boris Butoma.
Dari sisi China yakni Kapal perusak berpeluru kendali Tipe 052D milik Angkatan Laut bernama Urümqi dan kapal pemasok Tipe 903A bernama Taihu.
Kerja sama militer maritim Iran-Rusia-China
Sebelumnya, Rusia bersama dengan China dan Iran sudah memulai latihan angkatan laut bersama selama tiga hari di Samudra Hindia. Kerja sama ketiga negara dilakukan guna memperkuat “keamanan bersama.”
Juru bicara kerja sama bernama Mustafa Tajeddini menyatakan ketiga negara berupaya meningkatkan kemampuan dan kesiapan tempur, serta memperkuat hubungan militer antara angkatan laut Iran, Rusia dan China. Ketiga negara juga ingin memastikan keamanan bersama dan melawan terorisme di wilayah maritim.
Dalam latihan angkatan laut ini, terdapat 11 unit angkatan laut dari angkatan bersenjata Iran, tiga unit dari angkatan laut Pengawal Revolusi, tiga unit dari Rusia dan dua unit dari China.
Kerja sama angkatan laut ketiga dalam seminggu
Kerja sama angkatan laut gabungan ini menjadi kali ketiga pertemuan Rusia-China dalam kurun waktu seminggu. Sebelumnya yakni kerja sama pada tanggal 18 dan 20 Januari (bersama Iran).
Pengembangan kerja sama Rusia-China menunjukkan bahwa untuk saat ini hubungan kedua negara sedang dibangun secara militer. Terutama dengan tekanan dan ketegangan hubungan dengan Barat dan AS, di mana Rusia membutuhkan tambahan kekuatan baik militer dan politik atas negara-negara Barat dan aliansinya.
Terkait dengan ketegangan di Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengupayakan kerja sama dengan China terus meningkat tidak hanya militer dan politik, namun juga perdagangan. Hal ini dikarenakan adanya potensi sanksi dari AS karena kemungkinan gesekan militer di perbatasan dengan Ukraina.