Pada awal Mei 2021, konflik antara Palestina dan Israel kembali meletus. Bentrok antara keduanya bermula umat Islam memadati kompleks Masjid Al-Aqsa untuk menyambut malam Lailatul Qadar di akhir Ramadhan. Bentrokan ini diawali ketegangan sekitar satu bulan lalu ketika otoritas Israel membatasi beberapa kegiatan pertemuan masyarakat Palestina di awal bulan suci Ramadhan. Walaupun sempat mereda, namun ketegangan diantara keduanya kembali karena rencana pengusiran puluhan warga Palestina dari lingkungan Yerusalem Timur. Bentrok diantara keduanya semakin memanas hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan peringatan bahwa bentrok diantara keduanya dapat meningkat menjadi perang dengan skala penuh.
Sejarah konflik Palestina dan Israel
Konflik antara Palestina dan Israel sendiri sebenarnya muncul ketika Inggris diberikan mandat untuk mendirikan tempat berlindung bagi Kaum Yahudi di Wilayah Palestina usai Perang Dunia I, karena wilayah tersebut merupakan tanah leluhur dari Kaum Yahudi. Kaum Muslim yang berada di wilayah tersebut pun menentangnya dan menuntut bahwa wilayah tersebut adalah miliknya. Semenjak munculnya konflik antara kedua pihak, justru semakin banyak Kaum Yahudi yang bermigrasi ke daerah tersebut karena peristiwa holocaust dan juga adanya Perang Dunia II. Untuk menengahi perebutan wilayah ini, pada tahun 1947 PBB mengeluarkan rekomendasi United Nations Partition Plan for Palestine yang kemudian diadopsi menjadi Resolusi 181 (II) yang merekomendasikan pembagian wilayah untuk berdirinya Palestina dan sebuah negara Yahudi secara berdampingan. Namun saran PBB ini tidak diindahkan oleh Palestina.
Hingga pada 1948, Kaum Yahudi mendeklarasikan pembentukan Negara Israel yang menyebabkan perang antara Israel dan juga negara-negara arab seperti Lebanon, Iraq, Jordania, Sudan, dan juga Palestina. Jika bagi Israel momen tersebut adalah suatu awal kemerdekaan, bagi masyarakat Palestina kejadian ini sering disebut Nakba atau penghapusan etnis sebab banyaknya korban jiwa, dimana dalam semalam Palestina diambil alih oleh Israel. Berdirinya Israel di tanah konflik tersebut ternyata diikuti dengan pengakuan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet, selama satu tahun hingga 1949, lebih dari 700.000 orang Palestina telah dijadikan pengungsi dan lebih dari 13.000 telah dibunuh oleh militer Israel.
Konflik Terbesar Semenjak Tahun 2014
Semenjak perang Gaza tahun 2014, dengan korban sebanyak 2.100 warga Palestina tewas di Jalur Gaza, bersama dengan 66 tentara Israel dan tujuh warga sipil di Israel., bentrok yang terjadi sejak 7 Mei 2021 merupakan bentrok besar terbaru yang terjadi. Dalam kurun waktu satu minggu dengan total jumlah 200 korban jiwa, termasuk 59 anak-anak dan 35 wanita, dengan 1.305 terluka, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Beberapa waktu sebelum pecahnya bentrok di Masjid Al-Aqsa, telah terjadi ketegangan antara Palestina dan Israel, hal ini dikarenakan keputusan polisi Israel membarikade area tempat duduk di luar Gerbang Damaskus pada awal Ramadhan memicu ketegangan awal. Di tambah masalah perebutan wilayah yang diklaim sebagai wilayah historis bagi Palestina dan Israel yaitu Syeikh Jarrah menjadi inti konflik terbaru ketika penduduk Palestina mempertahankan wilayah tempat tinggal mereka dan pemukim Yahudi berusaha mengusirnya. Protes terhadap pengusiran warga Palestina ini telah berlangsung satu minggu sebelum meletusnya bentrok di Masjid Al-Aqsa.
Hingga pada malam 7 Mei 2021, bentrok antara kedua belah pihak pecah. Usai shalat Jum’at, masyarakat Palestina melempari polisi Israel dengan batu. Pada malam itu sendiri, terdapat sekitar 205 masyarakat Palestina dan 17 polisi Israel terluka karena pihak Israel menggunakan peluru karet dan granat kejut untuk menghalau demostran. Awalnya, pada 10 Mei 2021 masyarakat Israel akan memperingati Hari Yerusalem dengan membuat parade yang melewati kawasan Muslim, padahal selama Bulan Ramadhan kegiatan umat muslim dibatasi oleh otoritas Israel. Kaum nasionalis Israel diberi akses ke Kuil Gunung (Temple Mount) yang satu kompleks dengan Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam. Namun pada Senin pagi otoritas Israel membatalkan izin akses karena meletusnya bentrok meski pawai Kota Tua akan terus berlanjut.
Selain bentrok di kawasan Syeikh Jarrah dan Masjid Al-Aqsa, Kelompok Hamas memberikan peringatan kepada Israel untuk menarik polisi dan militer dari dua kawasan meletusnya bentrok dengan cara meluncurkan roket ke area Yerusalem, Israel kemudian membalas serangan itu pada hari yang sama. Dilaporkan oleh Israel Defense Force (IDF), semenjak 10 Mei 2021, Hamas telah menembakkan lebih dari 1.000 rudal di Gaza.