SOS Colombia: Puluhan Sipil Tewas saat Demo Anti-Pemerintah di Kolombia
Sedikitnya 42 warga sipil dan 1 anggota kepolisian tewas saat massa melakukan protes anti pemerintah sejak 28 April lalu. Protes yang sudah berlangsung selama kurang lebih tiga minggu tersebut menarik perhatian dunia internasional. Apa yang terjadi dalam protes Kolombia?
Efek Domino: Dari Reformasi Pajak Hingga Kesenjangan Sosial
Protes di Kolombia terjadi setelah kontroversi aturan perubahan terkait pajak yang diusulkan oleh Presiden Ivan Duque. Duque menilai kebijakan ini dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kolombia agar pendapatan melalui pajak bisa meningkat, sehingga mampu mendukung pelaksanaan program dan kebijakan sosial terutama untuk masyarakat yang paling terdampak Covid-19.
Kritik bermunculan karena banyak pihak menilai kebijakan ini hanya akan menambah beban masyarakat kelas menengah dan semakin meningkatkan kesenjangan kelas sosial di Kolombia. Seperti kebanyakan negara di dunia yang sedang terdampak Covid-19, keadaan sosial di Kolombia juga sedang mengalami krisis terlihat dari data Departemen Statistik Nasional Kolombia terkait tingkat pengangguran domestik mencapai 16 persen yang meningkat 7 persen setelah pandemi menyerang. Kondisi pembatasan aktivitas di Kolombia berdampak pada pemasukan ekonomi masyarakat, baik kalangan pekerja yang tidak bisa bekerja dan yang kehilangan pekerjaannya.
Disaat masyarakat semakin dibatasi dan diberikan sanksi denda karena melanggar aturan pembatasan aktivitas, fungsi polisi semakin terasa untuk menegakkan aturan, melihat hampir 6.400 kasus pelanggaran dilaporkan per harinya. Namun kondisi ini malah memperburuk hubungan dan sentimen pada petugas kepolisian yang sudah ada di Kolombia karena sejak beberapa tahun lalu terdapat banyak kasus kekerasan, pembunuhan, dan penyalahgunaan kewenangan oleh pihak kepolisian pada kelompok-kelompok di Kolombia. Selain itu, masyarakat juga menuntut adanya penghapusan biaya kuliah, pendapatan dasar umum, perlindungan untuk aktivitas berkaitan HAM termasuk untuk untuk kelompok pribumi Kolombia.
Isu Hak Asasi dan Brutalitas Kepolisian
Banyaknya korban tewas dan luasnya protes di Kolombia, terutama di wilayah Cali yang menjadi wilayah paling mengalami brutalitas kepolisian membuat masyarakat melihat kepolisian sebagai teror terhadap protes damai di Kolombia. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai pihak keamanan Kolombia sudah melakukan kekerasan berlebihan pada protes damai di Kolombia. Jika dilihat dari strukturnya, kepolisian Kolombia berada di bawah kementerian pertahanan sehingga memang dilatih menggunakan kombinasi operasi militer dan sipil. Namun melihat penggunaan kekerasan yang dilakukan baik dari dulu hingga sekarang, reformasi kepolisian ini terus ditekan.
Namun meskipun masyarakat menginginkan reformasi ini, Duque tetap mendukung desain militer yang lebih luas pada kepolisian. Meskipun Duque juga menyadari terdapat kepolisian yang menggunakan kekerasan, namun Ia tidak melihat hal ini sebagai suatu permasalahan besar. Kekerasan kepolisian hanya akan memperburuk kondisi dan situasi di Kolombia, namun Duque tetap bersikeras tindakan kepolisian sudah sesuai dengan aturan dalam mengatasi protes disertai kekerasan. Isu reformasi polisi perlu dipikirkan demi keamanan dan kestabilan masyarakat Kolombia sebagai upaya mendukung ketertiban sipil.
Terkait protes, Presiden Duque sudah berjanji akan melakukan dialog nasional bersama dengan para demonstran muda dan berbagai perwakilan kelompok protes. Sentimen sosial, politik, dan ekonomi sedang meningkat sehingga perlu diantisipasi kondisi ketidakstabilan yang bisa meluas dan berkepanjangan di Kolombia.