Menteri Hukum Ad Interim Suriah Tuai Kecaman Akibat Video Eksekusi Mati
Pada 5 Januari 2025 Menteri Hukum (Menhum) Ad Interim Suriah Shadi al-Waisimenghadapi kecaman dan kritik dari berbagai pihak setelah video lama yang telah diunggah di X/Twitter menunjukan al-Waisi membacakan hukuman mati bagi seorang wanita di Idlib pada tahun 2015. Video tersebut kemudian diselidiki oleh organisasi pencari fakta (fact checking) Ve-Syria yang membenarkan bahwa individu yang membacakan hukuman mati wanita yang terduga melakukan korupsi dan prostitusi tersebut adalah Menhum Ad Interim Shadi al-Waisi. Verifikasi yang dilakukan Ve-Syria kemudian diperkuat pada saat seorang pejabat senior di Pemerintah Transisi Suriah (STG) membenarkan bahwa individu di video tersebut adalah Menhum Ad Interim Shadi al-Waisi. Hal ini telah menyebabkan banyak aktivis seperti Rami Jarrah mengkritik STG dan mendorong pemimpin mereka Ahmed Hussein al-Sharaa agar mencabut Shadi al-Waisidicopot sebagai menhum untuk memberikan sinyal bahwa hukuman tersebut tidak dapat diterima.
Berdasarkan data yang ada, terdapat video yang beredar menunjukan Menhum Ad InterimShadi al-Waisi membacakan ayat Al-Qur’an dan memerintahkan perempuan yang terduga melakukan korupsi dan prostitusi untuk berlutut. Setelah itu al-Waisi memberikan hukuman mati dan seorang petarung Jabhat Al-Nusra yang memegang pistol menembak wanita tersebut di kepala. Video tersebut diunggah pada Januari 2015 yang mana saat itu Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) masih dikenal sebagai Jabhat Al-Nusra, sebuah kelompok perantara Al-Qaeda untuk Suriah. STG belum memberikan pernyataan resmi terhadap video tersebut namun beberapa pejabat anonim menyatakan video tersebut menunjukan penegakan hukum yang berlaku pada masa tersebut. Pejabat anonim tersebut juga menambahkan bahwa video tersebut mencerminkanperkembangan HTS sehingga tidak pantas dibandingkan dengan dinamika situasi saat ini. Selain itu pejabat anonim STG ini juga mengklaim bahwa pemerintah akan melakukan peninjauan mendalam terhadap seluruh aksi yang dilakukan pada periode tersebut.
STG dibentuk oleh pemimpin HTS Ahmed Hussein al-Sharaa pada 8 Desember 2024setelah Republik Arab Suriah yang dipimpin oleh rezim Bashar Al-Assad runtuh akibat dari serangan militer yang dilancarkan HTS dan kelompok pemberontak lainnya. STG dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Ad Interim Mohammad al-Bashir yang sebelumnya menjabat posisi yang sama di Pemerintah Penyelamatan Suriah (SSG).