Indonesia Resmi Menjadi Negara Anggota Tetap BRICS
Pada 6 Januari 2025 Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Federal Brazil mengumumkan bahwa Indonesia secara resmi telah bergabung ke dalam BRICS sebagai anggota tetap. Dalam pengumuman tersebut Kemlu Brazil menyatakan bahwa keinginan Indonesia untuk bergabung dalam BRICS merupakan bentuk nyata dari keinginan untuk mereformasi pemerintahan global dan memberikan kontribusi positif terhadap global south. Selain itu Kemlu Brazil juga menyatakan bahwa sebenarnya pencalonan Indonesia sebagai anggota BRICS telah didukung oleh negara ketua (Brazil) pada Agustus 2023, namun Indonesia memilih untuk bergabung setelah pemerintahan baru dari hasil Pemilu 2024 telah terbentuk. Selain Indonesia BRICS juga telah menerima tiga negara anggota baru dari kawasan Asia Tenggara dalam blok ekonomi tersebut yakni Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
Sebelumnya Indonesia telah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan BRICS pada 25 Oktober 2024 dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Kazan, Federasi Rusia. Dalam KTT tersebut Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Sugiono menyatakan keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS menggambarkan politik luar negeri bebas aktif yang mana negara berpartisipasi aktif di semua forum. Selain itu Menlu Sugiono menambahkan bahwa BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk memajukan kepentingan bersama global south. BRICS sendiri telah mengundang Indonesia untuk menjadi anggota tetap pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Namun pada saat itu Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah ingin mengkaji keikutsertaan Indonesia dalam BRICS.
BRICS merupakan sebuah blok ekonomi yang dibentuk pada 2009 dengan anggota asli Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Istilah BRICS sendiri pertama kali digunakan pada tahun 2000 oleh ekonom Jim O’Neill di laporannya yang dibuat untuk bank multinasional Goldman Sachs. BRICS mengalami ekspansi pada tahun 2023–2024 dengan menerima berbagai negara anggota baru seperti Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab (UAE). Ekspansi BRICStelah menyebabkan reaksi dari Amerika Serikat yang mana presiden terpilih Donald Trump mengancam negara anggota BRICS dengan tarif 100% jika mereka ingin membentuk mata uang baru yang dapat menggantikan dolar Amerika Serikat.