Koalisi Petahana Jepang LDP-Komeito Kehilangan Mayoritas Parlemen
Pada 27 Oktober 2024 Jepang melaksanakan pemilu dini yang sebelumnya diumumkan oleh Perdana Menteri Shigeru Ishiba pada 30 September 2024. Perdana Menteri Ishiba menambahkan bahwa pemilu dini ini merupakan upaya untuk membangun sebuah Jepang yang baru dengan mendapatkan dukungan dari rakyat. Dari hasil yang diterbitkan koalisi penguasa yaitu Partai Liberal Demokratik (LDP) dan Partai Komeito kehilangan mayoritas mereka di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jepang karena hanya memenangkan 215 dari 233 kursi yang diperlukan. Sementara itu partai oposisi seperti Partai Demokratik Konstitusional (CDP), Partai Inovasi Jepang (JIP), Partai Demokrat Untuk Rakyat (DPFP), dan partai politik minor lainnya memenangkan sekitar 235 kursi. Hasil dari pemilu ini merupakan kekalahan besar bagi LDP yang kehilangan mayoritas parlemen pertama kalinya sejak tahun 2009.
Menanggapi kekalahan ini Perdana Menteri Ishiba menyatakan rakyat Jepang telah menghukum berat Partai LDP dan hal tersebut merupakan kenyataan yang harus diterima. Perdana Menteri Ishiba juga menambahkan bahwa hasil tersebut menunjukan rakyat ingin Partai LDP untuk introspeksi dan mengubah diri menjadi sebuah partai yang dapat mencapai keinginan rakyat. Sementara itu Kepala Komite Kampanye Politik Partai LDP Shinjiro Koizumi menyatakan jika LDP tidak dapat mencapai mayoritas mereka akan meminta partai-partai lain untuk membentuk sebuah koalisi. Di sisi lain ketua Partai CDP Yoshihiko Noda menyampaikan dalam sebuah konferensi pers keinginannya untuk membentuk sebuah pemerintahan koalisi dengan Partai DPFP. Ketua Partai DPFP Yuichiro Tamaki menanggapi ajakan Noda dengan menyatakan Partai DPFP tidak menutup kemungkinan untuk membentuk sebuah pemerintahan koalisi dengan Partai CDP walaupun kedua partai memiliki perbedaan dasar tentang berbagai kebijakan.
Menurut analis politik Jepang Tobias S. Harris hasil pemilu dini ini menandakan sistem politik Jepang sedang memasuki periode baru dan tidak pasti karena lima partai besar yang keseluruhan memegang 401 kursi harus bernegosiasi untuk membentuk sebuah pemerintahan. Sementara itu Presiden CEO Japan Society Joshua W. Walker menyatakan perdana menteri baru yang menjabat akan menghadapi tantangan internasional seperti invasi Rusia terhadap Ukraina dan Isu Taiwan.