Latihan Militer Bersama ‘Orruda 2024’ Indonesia-Rusia, Pertama dalam Sejarah Dimulai November di Surabaya
Disampaikan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (28/10), Pemerintah Rusia akan mengirimkan dua armada kapal perang ke Surabaya, Indonesia, pada November mendatang. Indonesia dan Rusia diketahui akan mengadakan latihan militer angkatan laut bersama, dan akan menjadi latihan bersama pertama kali dalam sejarah.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov menekankan bahwa latihan bersama ini merupakan langkah signifikan dalam memperkuat hubungan militer antara Indonesia dan Rusia, dan memperkuat kerja sama pertahanan antara keduanya. Menurutnya, kerja sama pertahanan ini dapat memperkenalkan potensi militer masing-masing negara.
Latihan bersama keduanya diberi nama Orruda 2024 dimana “Orruda” diambil dari kombinasi kata “Orel” yang berarti elang dalam bahasa Rusia dan “Garuda” dalam bahasa Indonesia. Latihan akan berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, pada 4 hingga 8 November 2024. Saat ini, persiapan latihan sedang dilakukan di Markas Komando TNI AL di Surabaya, dipimpin oleh Panglima Komando Armada II, Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo dalam perencanaan untuk memfinalisasi detail latihan.
Tolchenov juga menambahkan bahwa latihan militer yang diberi nama Orruda tersebut akan menjadi sorotan, menarik perhatian baik dari negara “kawan” maupun dari negara “lawan”. Namun demikian, ia menjelaskan bahwa latihan militer antarnegara merupakan bagian dari kerja sama internasional yang wajar, begitu pun yang akan terjadi antara Indonesia dan Rusia.
Ia menyampaikan bahwa latihan ini murni bersifat bilateral dan tidak ditujukan kepada pihak mana pun. Latihan ini hanya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi kedua armada, Rusia dan Indonesia. “Dan ini benar-benar tidak melawan siapa pun,” tegas Sergei. “Kami bekerja sama untuk memperkenalkan kapabilitas pertahanan masing-masing, dengan harapan dapat menemukan cara untuk bekerja sama lebih erat di masa mendatang,” tambahnya. “Latihan ini bukan dimaksudkan untuk menghadapi pihak tertentu.”