China Kecam Berikan ‘Segala Langkah yang Diperlukan’ Merespon Penjualan Senjata AS ke Taiwan
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat (25/10) menyetujui paket penjualan senjata senilai $2 miliar untuk Taiwan, yang terdiri dari sistem rudal dan sistem radar. Pentagon menegaskan bahwa penjualan akan membantu meningkatkan keamanan penerima dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, dan kemajuan ekonomi di kawasan. Kementerian Pertahanan Taiwan kemudian menyampaikan rasa terima kasih yang tulus atas penjualan tersebut, dan mengatakan bahwa langkah ini akan membantu untuk terus meningkatkan ketahanan pertahanannya dan bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri China pun mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu (26/10), menyatakan bahwa paket senjata dari AS kepada Taiwan secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan China, merusak hubungan China-AS, serta membahayakan perdamaian dan stabilitas di selat tersebut. Beijing lalu berjanji untuk mengambil “segala langkah yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial nasional.” China menganggap kedaulatan Taiwan sebagai “garis merah” yang tidak boleh dilanggar dan tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan untuk mengendalikan Taiwan.
AS merupakan mitra utama Taiwan dan penyedia senjata meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan pulau tersebut. Amerika Serikat terikat oleh hukum dalam Undang-Undang Hubungan Taiwan , yang mengharuskan AS untuk “memberikan Taiwan senjata yang bersifat defensif,” dan untuk “menjaga kapasitas Amerika Serikat untuk melawan segala upaya penggunaan kekuatan atau bentuk paksaan lain yang akan membahayakan keamanan, atau sistem sosial atau ekonomi, rakyat Taiwan. China menyatakan bahwa AS telah menyimpang dari kebijakan “Satu China”, meski bersikukuh tidak mendukung Taiwan yang merdeka. Sebagai tanggapannya, China menjaga kehadiran harian pesawat tempur, drone, dan kapal perang di sekitar pulau tersebut, termasuk mengadakan putaran baru latihan perang di sekitar pulau. Taiwan mendeteksi rekor 153 pesawat China dalam satu hari.
Pemerintah China juga mengungkapkan tidak ada “kekuatan eksternal” yang dapat mengubah masa depan Taiwan, dan tidak ada masa depan untuk ‘kemerdekaan Taiwan’, karena masa depan Taiwan terletak pada reunifikasi penuh dengan tanah airnya.