Meski bukan merupakan organisasi multilateral formal seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, atau Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), BRICS memiliki pengaruh besar dalam menghadirkan suara-suara alternatif dalam geopolitik dan ekonomi dunia, sebagaimana berdirinya. sebuah aliansi yang bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama dan memberikan pengaruh yang lebih besar dalam kebijakan global.
Pada KTT offline pertama pasca pandemi COVID-19, pertemuan ini membahas penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS yang menurut para analis tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Presiden Rusia Putin, yang absen dari KTT, menyatakan bahwa pergeseran dari dolar sedang berlangsung dan tidak dapat dihentikan. Putin sendiri diwakili oleh Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov karena surat perintah penangkapan internasional terhadapnya.
Presiden China, Xi Jinping menyarankan untuk memperluas keanggotaan kelompok BRICS untuk menciptakan sistem global yang lebih adil. Dia menekankan bahwa China tidak tertarik untuk mendominasi negara lain. Xi berbicara pada KTT BRICS di Afrika Selatan, menyoroti bahwa China mencari kerja sama, bukan persaingan. Ia menyebutkan bahwa meski menghadapi tantangan, BRICS akan terus tumbuh, meskipun tidak jelas mengapa Xi tidak hadir secara langsung di acara tersebut.
Inisiatif ekspansi disambut baik oleh Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa memberikan dukungannya dengan mengatakan bahwa organisasi ini memiliki “keinginan yang sama untuk memiliki tatanan global yang lebih seimbang” di dunia yang semakin kompleks dan terpecah belah.
Lebih dari 40 negara telah menyatakan minatnya untuk menjadi bagian dari kelompok tersebut, termasuk Indonesia, Arab Saudi, Iran, Argentina, dan Mesir tertarik untuk bergabung dengan BRICS, yang saat ini terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Kelompok ini mewakili sebagian besar populasi dan ekonomi dunia. Namun, ada perbedaan pendapat di dalam grup tentang perluasannya, dimana Brasil dan India lebih berhati-hati.
Minat negara-negara untuk bergabung dengan BRICS juga merupakan dorongan bagi Putin, yang tetap diterima di blok tersebut meskipun dipandang sebagai penjahat perang di Barat. Namun, apakah Tiongkok, India, atau negara anggota lainnya memutuskan untuk menambah anggota BRICS, bergabung ke dalam blok mereka dan bagaimana mereka memilih calon anggota tersebut akan menimbulkan dampak global yang signifikan, menurut para analis.