Presiden Republik Rakyat China, Xi Jinping menyatakan kembali dukungannya untuk Rusia dalam aspek kedaulatan dan keamanan lewat panggilan telepon pada 15 Juni 2022 di tengah kecaman berbagai negara terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Telepon antara Xi Jinping dan Vladimir Putin dalam rangka ulang tahun Putin ke-69 ini juga menjadi kesempatan bagi China menyatakan janjinya untuk memperkuat koordinasi strategis antar kedua negara, menurut Kementerian Luar Negeri China.
Pembacaan terpisah dari Kremlin mengatakan kedua pemimpin menekankan hubungan negara mereka “berada pada titik tertinggi sepanjang masa” dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk “secara konsisten memperdalam kemitraan komprehensif.” Panggilan ini merupakan panggilan kedua kalinya antara Beijing dan Moskow semenjak invasi Ukraina. Sebagai mitra strategis, China juga telah menahan diri untuk tidak menyebut tindakan Rusia sebagai “invasi”. Media pemerintah China juga dikabarkan ikut menyalahkan Amerika Serikat dan NATO atas terjadinya krisis di Ukraina.
Dilansir dari CNN, dalam panggilan itu Xi Jinping menekankan bahwa China selalu “secara independen menilai situasi” di Ukraina dan menyerukan semua pihak untuk mendorong “penyelesaian yang tepat dari krisis Ukraina dan menyatakan bahwa China “bersedia untuk terus memainkan perannya” dalam mempromosikan “solusi yang tepat” ke Ukraina.
Ringkasan panggilan Kremlin mengambil posisi ini selangkah lebih maju, dengan mengatakan: “Presiden China mendukung legitimasi tindakan Rusia untuk melindungi kepentingan nasional yang mendasar dalam menghadapi tantangan terhadap keamanannya yang diciptakan oleh kekuatan eksternal.”
Selain menyatakan dukungan atas tindakan Moskow di Ukraina, panggilan itu juga merupakan kesempatan bagi kedua pemimpin untuk melihat hubungan perdagangan yang semakin berkembang. Dimana Rusia saat ini dijatuhi berbagai sanksi ekonomi oleh negara-negara Barat yang semakin parah.
“Pihak China siap bekerja dengan pihak Rusia untuk mendorong pengembangan kerja sama bilateral praktis yang stabil dan berjangka panjang,” kata Xi, menunjuk pada “kemajuan yang stabil” dari hubungan perdagangan mereka. Keduanya sepakat untuk memperluas kerja sama di bidang energi, keuangan, manufaktur, dan bidang lainnya. Selain itu, upaya lain untuk mempererat hubungan keduanya juga dilakukan dengan cara memperkuat komunikasi dan koordinasi di institusi-institusi internasional seperti PBB.
Hubungan pribadi mereka, di mana Xi menggambarkan Putin sebagai “sahabat terbaiknya” juga dianggap meningkatkan dinamika hubungan mereka yang semakin kuat di tingkat internasional. Dalam ringkasan panggilan terakhir kedua pemimpin itu, Kremlin mencatat bahwa percakapan itu diadakan dalam “suasana yang hangat dan bersahabat secara tradisional.”