Empat puluh orang terluka dikarenakan kerusuhan yang terjadi di wilayah selatan Swedia pada libur Paskah kemarin. Kekerasan meluas di wilayah selatan kota Malmo pada hari Sabtu, dan terus berlanjut hingga hari Minggu waktu setempat.
Dilansir dari CNN, kerusuhan antara dua kubu pendemo yakni pro Stram Kurs dan anti Stram Kurs terjadi sebagai respons atas aksi pembakaran Alquran yang diusung kelompok sayap kanan dan anti-Islam Denmark Partai Stram Kurs. Dua kubu bentrok di pusat kora Orebro, lalu juga di beberapa wilayah lain di Swedia.
Partai Stram Kurs dibentuk tahun 2017 lalu dengan pandangan anti-imigran dan anti-Islam. Rasmus Paludan, pemimpin partai Stram Kurs (Garis Keras) Sayap Kanan Denmark, sebelumnya melakukan pembakaran Alquran.
Juru bicara kepolisian setempat menyatakan sedikitnya 26 anggota kepolisian dan 14 warga terluka. Polisi juga sudah menangkap sekitar 40 masyarakat, termasuk di antaranya empat anak di bawah umur.
Kepolisian menilai masyarakat yang ditangkap akan semakin banyak karena diperkirakan gerakan yang dimulai dari wilayah Linkoping dan Norrkoping tersebut diikuti 200 orang. Terlebih, diyakini jaringan anggota kriminal turut terlibat dalam kerusuhan.
Paludan sebagai provokator
Rasmus Paludan merupakan seorang politisi yang pada 2019 lalu mengikuti pemilu di Denmark, namun hanya mendapat dukungan suara sebesar 1.8 persen. Kecilnya angka dukungan menggagalkan Paludan dalam mendapar kursi kekuasaan. Paludan dikenal sebagai seorang yang berpandangan rasis, di mana pada tahun 2020 lalu Ia dipenjara karena berbagai pelanggaran termasuk kasus rasisme.
merencanakan dan memprovokasi demonstrasi anti Islam, di mana Ia mengunggah gambar dirinya dengan sebuah Quran yang sudah terbakar. Paludan menyatakan dirinya akan membakar lebih banyak lagi Alquran.
Namun Paludan tidak menampakkan dirinya dalam aksi pembakaran Quran yang dilakukan oleh anggota kelompoknya. Paluda beralasan Ia membatalkan gerakan karena otoritas Swedia sudah menunjukkan bahwa mereka sudah tidak memiliki kemampuan dalam melindungi diri mereka sendiri.
Dikecam domestik dan internasional
Menteri Kehakiman Swedia, Morgan Johansson, menyatakan Paludan sebagai “ekstremis sayap kanan bodoh yang tujuannya hanya untuk membuat kekerasan dan perpecahan.” Namun, Johansson juga menyatakan Swedia merupakan negara demokrasi, di mana dalam demokrasi bahkan seorang yang bodoh pun memiliki kebebasan berpendapat.”
Negara-negara Arab seperti Arab Saudi mengencam aksi pembakaran Quran dan menyatakan tindakan tersebut sebagai provokasi untuk muslim di Swedia. Arab Saudi menekankan pentingnya upaya bersama untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi dan koeksistensi, menolak kebencian, ekstremisme dan pengucilan, dan mencegah penyalahgunaan semua agama.
Iran turut mengecam aksi tersebut dan menilai insiden pembakaran Quran dapat mencederai hubungan Swedia dengan negara Muslim di dunia. Selain itu, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia juga turut mengecam aksi penistaan Quran. Indonesia menilai tindakan tersebut melecehkan satu kelompok, dan meminta seluruh WNI dan diaspora Indonesia di Swedia tidak terpancing.