China akan Melampaui Rusia sebagai Ancaman Nuklir bagi AS
Seorang pejabat angkatan udara Amerika Serikat, Thomas Bussiere, menyatakan China yang sedang gencar meningkatkan kapabilitas kekuatan nuklirnya akan segera melampaui Rusia sebagai ancaman nuklir utama bagi Amerika Serikat.
“Akan ada titik, di mana jumlah ancaman yang diberikan oleh China akan melebihi jumlah ancaman yang saat ini dihadirkan Rusia.” kata Bussiere.
Bussiere yang menjabat sebagai wakil komandan Komando Strategis AS menekankan pengembangan kemampuan nuklir China “tidak dapat lagi disetarakan” dengan klaimnya yang ingin tetap menjaga kekuatan nuklir pada tingkat minimum.
Tidak seperti dengan Rusia, antara AS-China tidak memiliki mekanisme dialog atau perjanjian mengenai isu ini, sehingga bisa meningkat pada “miskomunikasi” antar kedua negara.
Sebelumnya, China memang sedang mengembangkan kembali kekuatan nuklirnya di dua wilayah, terutama sekitar Xinjiang.
The Stockholm International Peace Research Institute mengestimasi China memiliki sekitar 350 hulu ledak nuklir, sedangkan AS berjumlah 5.550 dan Rusia sekitar 6.255.
China memiliki 150 misil yang bisa meluncurkan sekitar 180-190 hulu ledak nuklir. Jika seluruh misil dipersenjatai dengan satu hulu-ledak, maka jumlahnya akan meningkat menjadi 410-440 hulu ledak nuklir.
Namun, jika dimuat dengan DF-41, yang dapat membawa hingga dua-tiga hulu ledak per rudal, jumlah ini akan meningkat menjadi 930-940 hulu ledak.
Peningkatan kapabilitas pertahanan, terutama mengenai nuklir, dapat memicu kompetisi senjata dan risiko eskalasi konflik.
Dilihat dari sisi China, modernisasi kekuatan nuklir ini merupakan upaya China melindungi kepentingan keamanan wilayah dan kekuatan politiknya atas pandangan atau asumsi ancaman dari AS.
Nuklir dalam hal ini bisa menjadi “senjata” memperkuat kekuatan militer, yakni sebagai deterrence atau penangkal ancaman dari luar. Di sisi lain, nuklir juga menjadi instrumen kekuatan politik ekonomi suatu negara dalam melakukan hubungan internasional dengan negara lainnya, seperti kerja sama China-Rusia.
Berkaitan dengan dialog nuklir, China menyatakan bersedia untuk bertemu dengan AS, hanya jika AS bersedia menurunkan kekuatan nuklirnya sama dengan nuklir kepemilikan China.
Tentunya hal ini akan sulit dituruti AS karena nuklir juga menjadi kekuatan militer dan politik bagi AS, terutama jika dilihat dari sejarah kemenangan negara-negara besar pada masa perang dunia terdahulu.
Dialog tetap perlu dilakukan sebagai langkah awal dan utama dalam menurunkan eskalasi konflik militer, terutama nuklir sebagai senjata pemusnah massal yang mematikan jika sampai digunakan dalam berperang.
Angkatan Laut China Jadi Terbesar di Dunia - DIP
November 15, 2021 @ 9:49 am
[…] diproyeksikan akan memiliki sekitar 1000 hulu ledak nuklir di tahun 2030, di mana program ini ternyata perkembangannya lebih cepat dibandingkan prediksi AS di […]