Perlukah Penyelidikan Terkait Dari Mana Asal Covid-19?
![[Downloader.la]-6110f930803a8 [Downloader.la]-6110f930803a8](https://dip.or.id/wp-content/uploads/2021/08/Downloader.la-6110f930803a8-1024x585.jpg)
Pada 30 Desember 2019, program pemantau penyakit yang muncul menginformasikan dunia tentang penyakit dengan gejala pneumonia yang belum diketahui muncul di Wuhan, China.[1] Informasi simpang siur mengenai asal mula virus yang disinyalir berasal dari hewan atau disebut zoonosis itumenggemparkan dunia. Hingga akhirnya World Health Organization (WHO) mengadakan pertemuan para ahli internasional untuk mengembangkan dan menyepakati inisiatif penelitian prioritas dalam semua aspek COVID-19 yang mencakup asal virus, persistensi virus, dan kerentanan hewan terhadap virus tersebut pada Februari 2020.[2]
Hingga pada Maret 2020, dengan total kasus 634.813 kasus,[3] WHO mengumumkan bahwa virus yang dinamakan Corona Virus Desease of 2019 atau disingkat Covid-19 sebagai pandemi setelah menyebar secara luas dan cepat. Saking menularnya, banyak negara menutup perbatasan, menarik warga negaranya, dan menutup akses kedatangan dari China. Sejalan dengan perhatian dunia terhadap Covid-19, investigasi mengenai asal mula virus itu pun dijalankan oleh WHO. Beberapa hipotesis seperti zoonosis dan kebocoran laboratorium menjadi kontroversial, hal ini didukung oleh keberadaan fasilitas penelitian biologis di Wuhan. Institut Virologi Wuhan (WIV) yang telah mempelajari virus corona pada kelelawar selama lebih dari satu dekade dan Institut itu berjarak 40 menit dari Pasar Basah Huanan tempat infeksi pertama muncul di Wuhan.[4]
Mengapa investigasi asal mula Covid-19 kemudian sangat perlu dilakukan? Selain untuk mengambil langkah penanganan tepat, salah satunya adalah untuk mengembalikan kepercayaan terhadap China karena berkaitan dengan soft power. Menurut Joseph Nye, “Sebuah negara dapat memperoleh hasil yang diinginkannya dalam internasional karena negara lain – mengagumi nilai-nilainya, meniru teladannya, mencita-citakan tingkat kemakmuran dan keterbukaannya – ingin mengikutinya.”[5] Selain itu, kepercayaan juga merupakan dasar dari suatu hubungan, baik politik, ekonomi, hingga hubungan internasional. Sehingga, semakin besar soft power sebuah negara, semakin besar pula kemungkinan kepentingan nasional negara tersebut sukses di arena internasional.
Walaupun sampai saat ini belum dapat dipastikan dari mana Covid-19 berasal, namun fakta bahwa kasus terkonfirmasi pertama berada di China membuat kepercayaan dunia terhadap negara tirai bambu itu menurun. Di level negara, belum adanya kepastian asal mula Covid-19 ini membuat perekonomian China turun ke tingkat paling rendah selama empat dekade akibat penutupan pabrik dengan skala besar.[6] Lebih spesifik, produksi komoditas yang melibatkan hewan dan berbagai perdagangan produk hewani dari China menurun pada tahun 2020 dan berpengaruh pada China dari level negara hingga level masyarakat pelaku ekonomi.[7] Sebagai negara yang sedang berkembang dengan pesat terutama lewat program Belt and Road Initiatives (BRI) tentu turunnya kepercayaan negara lain terhadap China mempersulit pengembangan BRI. Selain itu, kerja sama dengan berbagai negara juga terhambat seperti bagaimana Korea Utara menutup perbatasannya dengan China yang memperburuk perekonomian negara pimpinan Xi Jinping tersebut
Di level masyarakat, kampanye anti-China di berbagai belahan dunia kemudian bermunculan. Seperti bagaimana sebuah Jurnal Pemuda Peranci Mon Quotidien, yang menyebabkan kemarahan di kalangan komunitas China di Perancis atas sebuah artikel yang provokatif dengan menyebutkan “China merenggut kebebasan dari kita”.[8] Stigma anti-China juga dapat menimbulkan xenophobia atau ketidaksukaan atau prasangka terhadap orang-orang dari negara lain, sebagaimana 10 orang berkewarganegaraan China-Amerika Serikat membagikan ceritanya lewat artikel yang diterbitkan oleh website Time.[9] Sentimen terhadap China juga diperkuat dengan bagaimana Presiden AS memerintahkan peninjauan lebih lanjut mengenai dua hipotesis asal mula Covid-19 yaitu zoonosis atau kebocoran laboratorium.[10]
Kepercayaan merupakan suatu aspek penting bagi terjalinnya kerja sama antar negara. China yang saat ini dikatakan banyak pengamat berusaha menjadi negara adidaya ini tentu memerlukan kepercayaan yang tinggi dari negara dan masyarakat internasional untuk berkembang dan menjalankan kepentingan nasionalnya. Investigasi kebocoran laboratorium ini menjadi kunci penting bagi China untuk mengemballikan kepercayaan masyarakat internasional. Selain kepercayaan turun yang berdampak pada hubungan internasional China, tentu negara lain maupun organisasi internasional dapat menjatuhkan sanksi yang akan mempersulit gerak China di area internasional.
[1] ProMED, “PRO/AH/EDR> Undiagnosed pneumonia – China (HU): RFI”, ProMED International Society For Infectious Diseases, 30 Desember 2019, https://promedmail.org/promed-post/?id=6864153
[2] Joint WHO-China study, “WHO-convened global study of origins of SARS-CoV-2: China Part”, WHO, 30 Maret 2021, https://www.who.int/health-topics/coronavirus/origins-of-the-virus
[3] WHO, “Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation Report – 69” WHO, 29 Maret 2020, https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200329-sitrep-69-covid-19.pdf?sfvrsn=8d6620fa_8
[4] BBC News, “Covid origin: Why the Wuhan lab-leak theory is being taken seriously”, BBC, 27 Mei 2021,
https://www.bbc.com/news/world-Asia-China-57268111
[5] Josep Nye, “Soft Power: The Means to Success in World Politics”, New York: Public Affairs, 2004
[6] BBC News, “Covid-19: China’s economy picks up, bucking global trend”, BBC, 18 Januari 2021,
[7] China Customs, “China Exports of Food & Live Animals”, Trading Economic, https://tradingeconomics.com/China/exports-of-food-live-animals
[8] Huang Lanlan dan Lin Xiaoyi, “Western anti-China propaganda and infiltration campaign expands to children and teenagers: observers”, Global Times, 20 Juli 2021, https://www.globaltimes.cn/page/202107/1229172.shtml
[9] Anna Purna Kambhaphaty, “’I Will Not Stand Silent.’ 10 Asian Americans Reflect on Racism During the Pandemic and the Need for Equality“, Time, 25 Juni 2020, https://time.com/5858649/racism-coronavirus/
[10] AP, “Covid-19 outbreak: How important is it to understand the origin?” Live Mint, 9 Juni 2021, https://www.livemint.com/news/world/covid19-outbreak-how-important-is-it-to-understand-the-origin-11623238397080.html