“Pasukan Wagner Rusia mengincar Rute Mali untuk Mengirim Pasokan Perang” menurut AS
Pasukan tentara bayaran Rusia, Wagner tengah berusaha menyembunyikan upaya untuk mendapatkan peralatan militer internasional untuk digunakan dalam perang di Ukraina dan berusaha untuk mengirimkan pasokan tersebut melalui Mali, kata Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Pasukan tentara bayaran yang berjuang bersama pasukan Rusia di Ukraina bahkan bersedia menggunakan dokumen palsu untuk mengirimkan peralatan militer melalui Mali, kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller kepada wartawan pada jumpa pers pada 22 Mei 2023. “Kami telah diberitahu bahwa Wagner sedang berusaha untuk melakukan transit akuisisi material untuk membantu perang Rusia melalui Mali dan bersedia menggunakan dokumen palsu untuk transaksi ini,” kata Miller dilansir dari Al Jazeera.
“Faktanya, ada indikasi bahwa Wagner telah berusaha membeli sistem militer dari pemasok asing, dan mengirimkan senjata ini melalui Mali sebagai pihak ketiga,” katanya. “Kami belum melihat, hingga saat ini, indikasi apapun bahwa akuisisi ini telah diselesaikan atau dilaksanakan, tetapi kami memantau situasinya dengan cermat,” tambah Miller. Miller menambahkan bahwa AS telah memberlakukan sanksi terhadap orang dan entitas di berbagai benua yang ditemukan mendukung operasi militer Wagner, dan Washington akan segera mengatakan lebih banyak tentang upaya untuk mengirimkan peralatan melalui Mali.
Wagner dan pemilik perusahaan itu Yevgeny Prigozhin telah berulang kali dikenai sanksi oleh AS dan UE atas pelanggaran hak asasi manusia di Afrika dan karena berpartisipasi dalam invasi Rusia ke Ukraina. Negara-negara Barat juga menyuarakan keprihatinan atas aktivitas tentara bayaran Wagner di Mali.
Awal bulan Mei, Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengumumkan bahwa laporan pencarian fakta telah menyimpulkan ada indikasi kuat bahwa lebih dari 500 orang tewas di Mali oleh pasukan Mali dan personel militer asing – diyakini dari Wagner – selama operasi pada Maret 2022 yang berlangsung selama lima hari di desa Moura di wilayah Mopti tengah negara itu.
“Saksi melaporkan melihat ‘pria kulit putih bersenjata’ yang berbicara bahasa yang tidak diketahui beroperasi bersama pasukan Mali dan kadang-kadang muncul untuk mengawasi operasi,” kata PBB dalam sebuah pernyataan. Selain itu, PBB mengatakan bahwa menurut para saksi, pasukan Mali digilir masuk dan keluar dari Moura setiap hari, tetapi personel asing tetap bertahan selama operasi berlangsung.
Di sisi lain, penguasa militer Mali dan Rusia sebelumnya menyatakan bahwa personel Wagner di Mali bukanlah tentara bayaran, melainkan pelatih yang membantu pasukan lokal dengan peralatan militer yang dibeli dari Rusia.