Australia: Aukus dan Quad Tidak Bermaksud Menggantikan ASEAN
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, menyatakan bahwa pakta keamanan AUKUS dan dialog keamanan QUAD tidak bertujuan menggantikan peran sentral ASEAN dalam menjaga keamanan kooperatif di kawasan. Menurut Marles, kelompok tersebut hanya merupakan pelengkap.
Dalam diskusi di Shangri-La Dialogue, Marles menjelaskan bahwa ASEAN adalah model pertama keamanan kooperatif dan tidak ada mekanisme lain yang bisa menyatukan kelompok negara penting dalam menciptakan keseimbangan strategis yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Namun, Marles menambahkan bahwa tantangan strategis saat ini menunjukkan bahwa kelompok kecil seperti AUKUS dan QUAD dapat melengkapi arsitektur keamanan regional yang sudah ada.
Marles menolak kritik yang mengklaim bahwa AUKUS dan QUAD bertujuan untuk menghilangkan peran 10 anggota ASEAN dalam blok regional. Dia menekankan bahwa AUKUS adalah pengaturan transfer teknologi, bukan aliansi, sementara QUAD fokus pada keterlibatan praktis di luar bidang pertahanan.
Marles menyatakan bahwa tantangannya adalah memastikan kerja sama ini tidak bersifat kompetitif dengan ASEAN, melainkan saling melengkapi, yang menjadi inti dari keterlibatan Australia di wilayah tersebut.
Diketahui bahwa Australia merupakan anggota AUKUS, pakta keamanan trilateral dengan Amerika Serikat dan Inggris, serta anggota QUAD, dialog keamanan yang melibatkan AS, India, dan Jepang. Pada bulan Maret, AUKUS mengumumkan kesepakatan di mana Australia akan memperoleh armada hingga delapan kapal selam bertenaga nuklir.
Di sisi lain, Marles juga menyindir program militer Tiongkok yang dianggap tidak transparan. Selain itu, Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, menyatakan pentingnya membantu Australia dan AS dalam pengembangan kapal selam, yang dipandang sebagai respons terhadap meningkatnya investasi militer Tiongkok. Tiongkok sendiri mengkritik QUAD dan AUKUS sebagai “blok” anti-Tiongkok dan menyebut keberadaan kelompok tersebut sebagai “kontradiksi” terhadap sentralitas ASEAN di kawasan.
Marles menegaskan bahwa Australia telah berusaha sejelas mungkin dalam mengomunikasikan postur dan niat pertahanannya. Dia juga membandingkan keterbukaan Australia dengan kurangnya jaminan strategis dalam penumpukan militer Tiongkok. Marles mendesak Tiongkok untuk lebih transparan mengenai penumpukan militer yang signifikan tersebut, namun tidak menjelaskan secara spesifik bagian mana dari program militer Tiongkok yang dianggap tidak jelas.