Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan bahwa “upaya eksternal untuk menekan dan menahan China meningkat” membuat perlu meningkatkan pengeluaran militernya. China mengumumkan sekitar anggaran 1,55 triliun yuan (US$225 miliar) dikeluarkan untuk meningkatkan kapabilitas militer China.
Dalam satu dekade terakhir, anggaran pertahanan China telah meningkat sekitar 10% setiap tahun, dengan peningkatan tertinggi pada tahun 2014 sebesar 12,2%.
Anggaran pertahanan China yang dilaporkan pada tahun 2023 adalah sekitar seperempat dari usualan pengeluaran pertahanan AS, namun banyak diplomat dan pakar asing yakin Beijing tidak melaporkan jumlah sebenarnya.
Bank Dunia melaporkan bahwa sementara ini, AS memiliki anggaran militer terbesar di dunia dan Beijing menghabiskan 1,7 persen dari PDB untuk militernya pada tahun 2021. Meskipun AS menghabiskan sekitar 3,5 persen PDB untuk militer, namun China dapat membanggakan angkatan lautnya karena menjadi yang terbesar di dunia.
China juga memiliki tentara tetap terbesar di dunia, dan baru-baru ini meluncurkan kapal induk ketiganya. Menurut A.S., ia juga memiliki kekuatan penerbangan terbesar di Indo-Pasifik, dengan lebih dari separuh pesawat tempurnya terdiri dari model generasi keempat atau kelima.
China dan ancaman eksternal
Perdana Menteri China mengatakan “Angkatan bersenjata harus mengintensifkan pelatihan militer dan kesiapan di seluruh bidang”. Militer, tambahnya, harus “mengabdikan upaya yang lebih besar untuk pelatihan dalam berbagai kondisi pertempuran, dan … mampu memperkuat kerja militer di semua arah dan wilayah”.
Beijing disinyalir khawatir terkait tantangan di garis depan yakni mengenai isu Taiwan hingga misi angkatan laut dan udara AS di Laut China Selatan yang disengketakan di dekat pulau-pulau yang diduduki China.
China menggelar latihan perang di dekat Taiwan Agustus lalu untuk menunjukkan ketidaksetujuannya atas kunjungan Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi ke Taipei.
Li Mingjiang, profesor asosiasi di S Rajaratnam School of International Studies di Singapura, mengatakan pengeluaran pertahanan yang melebihi perkiraan pertumbuhan ekonomi menunjukkan China mengantisipasi dan bersiap menghadapi tekanan yang lebih besar dalam lingkungan keamanan eksternalnya, terutama dari Amerika Serikat dan masalah Taiwan.
“Pemimpin China jelas mengintensifkan upaya mempersiapkan negara secara militer untuk menghadapi semua potensi tantangan keamanan, termasuk untuk situasi tak terduga,” katanya.
China, dengan personel militer terbesar di dunia, sibuk menambahkan perangkat keras baru, termasuk kapal induk dan pesawat tempur siluman.
Meskipun begitu, China menekankan bahwa jumlah pengeluaran militernya tersebut termasuk persentase yang relatif rendah dari PDB-nya dan para kritikus ingin menjelekkannya sebagai ancaman bagi perdamaian dunia.