Pada 2 November 2025 Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat Pete Hegseth menyampaikan bahwa Negeri Paman Sam sepakat dengan usulan Menhan China Laksamana Dong Jun untuk membuka jalur komunikasi militer langsung antara kedua negara. Hegseth menambahkan bahwa hal ini diperlukan untuk meredakan ketegangan dan meningkatkan diskusi antara militer kedua negara guna mencapai sebuah solusi. Hegseth juga menyatakan bahwa hubungan baik antara China dan Amerika Serikat merupakan jalur terbaik bagi kedua negara karena hal tersebut memiliki dampak positif terhadap perdamaian dan stabilitas regional. Selain itu Hegseth juga menyatakan bahwa pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan merupakan landasan bagi perdamaian antara kedua negara.
Sebelumnya Laksamana Dong dan Menhan Hegseth bertemu di sela-sela forum ASEAN Defense Ministerial Meeting-PLUS (ADMM+) yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 1 November 2025. Dalam pertemuan tersebut Laksamana Dong menyatakan bahwa China dan Amerika Serikat perlu membangun hubungan antar-militer berdasarkan asas kesetaraan, serta perkembangan positif dan stabil. Pernyataan Hegseth terhadap usulan Laksamana Dong diberikan beberapa jam setelah sang menhan menyatakan di media sosial X/Twitter bahwa negara anggota ASEAN harus meningkatkan postur pertahanan mereka untuk menghadapi China. Selain itu Hegseth juga mendorong negara anggota ASEAN untuk merampungkan pembuatan kode etik Laut China Selatan dan mengembangkan sistem pengawasan maritim terintegrasi agar mereka dapat menghadapi aksi agresif dan provokatif dari pihak luar.
Menanggapi kedua pernyataan tersebut pakar Asia Tenggara Bridget Welsh menyatakan hal ini menunjukan bahwa dalam politik Amerika Serikat terdapat dua pemikiran yang mendefinisikan hubungan antara kedua negara. Di satu sisi terdapat pandangan yang menganggap China sebagai ancaman terbesar bagi Negeri Paman Sam sementara di sisi lain terdapat pemikiran yang menganggap Negeri Tirai Bambu sebagai mitra potensial. Hal tersebut menunjukan bahwa saat ini hubungan antara Amerika Serikat dan China memiliki sifat ganda (dual nature) yakni kompetisi dengan kerja sama secara waspada dalam beberapa sektor.