Vietnam dan China Tingkatkan Hubungan Ekonomi, Meredakan Ketegangan Laut China Selatan
Minggu (13/10), Vietnam dan China sepakat untuk meredakan ketegangan terkait sengketa di Laut China Selatan, beberapa hari setelah Hanoi menuding Beijing melakukan serangan brutal terhadap nelayannya.
Meskipun Vietnam dan China memiliki ketegangan historis, termasuk di Laut China Selatan, China tetap menjadi mitra dagang terbesar bagi Vietnam. China juga merupakan pasar ekspor terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Namun, disamping hubungan dagang yang kuat, sengketa wilayah tetap menjadi isu yang terus memanas, seperti ketika Vietnam melayangkan protes keras terhadap serangan kapal-kapal China yang diduga memukuli nelayan Vietnam dan merampas peralatan penangkapan ikan mereka di Laut China Selatan baru-baru ini.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengatakan kepada para pemimpin Asia Tenggara yang berkumpul di Laos dalam agenda KTT ASEAN pada 8-11 Oktober lalu, bahwa AS khawatir dengan aktivitas China yang “semakin berbahaya dan melanggar hukum” di Laut Cina Selatan, yang diklaim China hampir seluruhnya. ASEAN terus serukan kesepakatan kode etik serta langkah-langkah untuk mengurangi konfrontasi di Laut China Selatan yang semakin meningkat, terutama antara China dengan Filipina dan Vietnam. ASEAN bahkan menyebut ada “momentum positif” dalam pembicaraan terkait kode maritim yang dapat menyelesaikan sengketa.
Disisi lain, dalam kunjungan kenegaraan China dan Vietnam di Hanoi (13/10), Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh dan Perdana Menteri China Li Qiang dikabarkan sepakat untuk mengendalikan perbedaan secara bijak dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi di Laut China Selatan.
Selain pembahasan itu, kedua negara juga menandatangani 10 perjanjian baru yang mencakup kerja sama di bidang ekonomi, infrastruktur, dan teknologi. Salah satu poin utama adalah rencana pengembangan jalur kereta api lintas batas antara Lao Cai, Vietnam, dan Hekou di provinsi Yunnan, China. Tidak hanya itu, mereka juga menyepakati implementasi layanan pembayaran lintas batas menggunakan kode QR.
Pada kunjungan tersebut, Presiden Vietnam, To Lam, menekankan pentingnya mengelola perbedaan di wilayah maritim secara lebih baik, demi menjaga stabilitas dan mencegah ketegangan lebih lanjut. Kesepakatan ini diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas di kawasan, terutama di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.