Pada 29 Juli 2024, Menteri Luar Negeri dari empat negara anggota Dialog Keamanan Kuadrilateral atau Quadrilateral Security Dialogue (QUAD) mengadakan pertemuan untuk membahas kerja sama maritim. Mereka juga sekaligus membahas intimidasi dan tindakan berbahaya yang terjadi di Laut Cina Selatan tanpa menyebut negara Cina. QUAD awalnya dibentuk tahun 2007, namun hanya bertahan setahun sebelum akhirnya dibentuk kembali di tahun 2017. QUAD saat ini terdiri dari Amerika Serikat (AS), Australia, India, dan Jepang dengan berbagai agenda seperti keamanan, kesehatan, dan ekonomi. Sebelumnya, Australia bahkan sempat keluar dari forum ini dikarenakan tekanan politik dari Cina dikarenakan rivalitas AS dan Cina di wilayah Asia-Pasifik, namun pada tahun 2010, AS dan Australia kembali mengadakan latihan militer bersama.
Sejak tahun 2021, keempat negara semakin bersatu dikarenakan mereka memiliki kekhawatiran sama yakni tindakan agresif China di wilayah regional dan juga kepentingan untuk membangun kerja sama di berbagai sektor. Keempat negara juga sudah melakukan latihan militer bersama untuk pertama kalinya pada tahun 2020 lalu di India. Di antara ke empat negara ini, Amerika Serikat (AS), Australia, dan Jepang memang merupakan aliansi, sedangkan India menjadi negara mitra strategis. Jika dilihat dari perspektif Amerika Serikat (AS) dan aliansinya, negara-negara ini menginginkan adanya kerja sama guna mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, sekaligus menjaga kestabilan regional. Lalu, bagaimana posisi dan kepentingan India pada QUAD?
Perbedaan kepentingan antar negara?
Sejauh ini, QUAD masih merupakan forum dialog keamanan strategis informal yang berkaitan erat dengan Indo-Pasifik yang aman dan bebas, inklusif, dan sejahtera. Indo-Pasifik menjadi fokus dikarenakan berdasarkan laporan PBB yang menyatakan bahwa sekitar 42 persen dari ekspor dan 38 persen dari impor global diantisipasi akan melalui wilayah ini.
Meskipun sudah terbentuk cukup lama, namun negara anggota QUAD awalnya memiliki pandangan dan tujuan yang berbeda. Jepang awalnya menyoroti sifat demokratis dari keempat negara tersebut, sementara Australia masih ragu untuk menciptakan kesan bahwa kelompok ini merupakan aliansi formal.
Dalam konteks ini, posisi India cukup menarik. Menggunakan konsep otonomi strategis, India memilih untuk berada di tengah negara Barat dan juga aliansi Rusia. Otonomi strategis erat kaitannya dengan kebijakan politik, di mana tidak hanya memastikan aktor politik dapat membentuk hubungan internasional melalui aksi eksternalnya, namun juga tetap menjunjung tinggi pilihan kebijakan eksternalnya yang independen. Konsep ‘otonomi strategis’ tidak hanya berkaitan dengan isu pertahanan guna menemukan ‘keseimbangan’ antara strategi pertahanan internal dan eksternal, namun juga untuk mencari keseimbangan mencapai kepentingan pertahanan dan proyeksional yang memungkinkan kolaborasi dengan negara lain. Otonomi strategis India mencerminkan upaya mencari keseimbangan antara kepentingan pertahanan maritim internal dan eksternal, serta kolaborasi dan kerja sama dengan negara lain di berbagai aspek, baik dengan QUAD dan juga dengan Rusia.
Di satu sisi, bergabungnya India dengan QUAD mampu mendukung kepentingan strategis keamanan dan ekonominya dengan Cina. Terutama dikarenakan India juga memiliki konflik perbatasan berdarah dengan Cina di wilayah Himalaya. Latihan militer bersama dan kerjasama keamanan maritim dengan QUAD mampu membangun kemampuan militernya dan menyeimbangkan ancaman dari Cina, serta menambah pandangan bahwa India bisa bekerja sama dengan AS dalam isu keamanan. Dengan berpartisipasi pada QUAD, India juga dapat menyeimbangkan pengaruh Cina tanpa perlu terlibat dalam aliansi formal yang dapat mempengaruhi hubungan bilateralnya dengan negara anggota QUAD.
Tidak hanya bertemu dengan AS saat pertemuan QUAD, India yang diwakili Perdana Menteri Narendra Modi juga beberapa waktu lalu bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Interaksi ini menjadi salah satu alasan mengapa QUAD belum bisa secara terang-terangan menyatakan Cina sebagai lawan. Dalam satu aspek ini, QUAD terbagi terutama dalam bagaimana menangani hubungan dengan Cina dan dengan isu lainnya. QUAD yang dipimpin oleh AS ini juga tidak bisa membujuk India untuk memutuskan hubungan dengan Rusia dan sepenuhnya bersekutu dengan AS. Hal ini juga memungkinkan India untuk menjaga hubungan baik dengan Rusia dan berpartisipasi dalam QUAD tanpa kehilangan kemandirian kebijakannya. Sikap India yang ambivalen memungkinkan India berada di tengah-tengah, di mana India bersama QUAD menjadi sinyal bahwa India tidak mentolerir agresi regional China.
Lalu, bagaimana dengan masa depan QUAD? Dengan perbedaan hubungan negara-negara anggota QUAD dengan Cina, QUAD masih akan berada dalam posisi yang tidak mampu mengkonfrontasi Cina secara terbuka. Hal ini dikarenakan baik India, Australia, dan Jepang masih memerlukan hubungan baik dengan China sehingga QUAD tetap perlu mempertahankan pendekatan yang fleksibel dan inklusif agar mampu menampung berbagai kepentingan semua anggotanya. QUAD juga perlu semakin memperluas kerja samanya di berbagai sektor terutama keamanan, ekonomi, dan teknologi.