Meskipun mengundang berbagai kritik, pada Senin (23/1) setelah pertemuan dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Afrika Selatan (Afsel) Naledi Pandor menekankan rencana latihan militernya bersama “teman” yakni Rusia dan China adalah “hubungan yang wajar.” Bahkan, dilansir dari Bloomberg, kedua negara yakni Rusia-Afrika Selatan menandatangani kerja sama baru.
Latihan angkatan laut yang melibatkan kapal-kapal dari Afrika Selatan, Rusia, dan China akan diadakan dari 17 Februari hingga 27 Februari. Seperti yang dikatakan Kementerian Pertahanan Afrika Selatan dalam komunike di situs webnya, latihan tersebut akan diadakan di Samudera Hindia selama 10 hari di wilayah tersebut.
Dimulai dari kota pelabuhan Durban dan Richards Bay “dengan tujuan latihan berbagi keterampilan dan pengetahuan operasional.” Menurut komunike, latihan bersama itu untuk “memperkuat hubungan yang sudah berkembang antara Afrika Selatan, Rusia dan China.”
Dilaporkan juga bahwa sebuah kapal perang Rusia yang dipersenjatai dengan senjata jelajah hipersonik generasi baru akan berpartisipasi dalam latihan bersama dengan angkatan laut China dan Afrika Selatan. Kapal perang
Menlu Rusia: Latihan militer tidak melanggar hukum internasional
Menlu Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa latihan bersama yang akan diadakan oleh ketiga negara di Samudera Hindia pada bulan Februari tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional.
Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor, Lavrov menyatakan kebingungan tentang reaksi negatif yang ditimbulkan oleh latihan yang akan datang di Barat.
“Tiga negara berdaulat akan mengadakan latihan tanpa melanggar hukum internasional dan saya tidak mengerti kepada siapa hal ini dapat menimbulkan reaksi beragam,” kata diplomat tinggi Rusia tersebut “Mungkin rekan Amerika kami, yang percaya bahwa hanya mereka yang dapat melakukan latihan di seluruh dunia, dan tidak hanya di lebih dari 200 pangkalan militer mereka di seluruh dunia, tetapi di mana saja,” tambahnya.
“Latihan kami transparan,” tegas menteri luar negeri Rusia. “Bersama dengan mitra Afrika Selatan dan China kami, kami telah menyediakan semua informasi yang diperlukan,” kata Lavrov.
Standar ganda negara Barat
Lavrov mencatat bahwa Amerika Serikat “secara aktif terlibat dalam latihan angkatan laut di sekitar China di Laut China Selatan, di Selat Taiwan, sebagai bagian dari apa yang disebut strategi Indo-Pasifik, tetapi itu tidak menimbulkan reaksi beragam dari siapa pun.”
Berkaitan dengan latihan militer tersebut, AS menyatakan khawatir dengan rencana militer negara Afrika Selatan. “Amerika Serikat memiliki kekhawatiran tentang negara mana pun … latihan dengan Rusia saat Rusia melakukan perang brutal melawan Ukraina,” kata sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
Terlepas dari isu Ukraina, latihan militer tiga negara ini menunjukkan adanya hubungan dekat antara negara Afrika Selatan dengan negara Rusia dan China. Meskipun memiliki hubungan dagang yang kecil dengan Rusia, namun Afrika Selatan menunjukkan dukungannya pada kekuatan ‘multipolar’ di saat semua negara sedang mengupayakan kekuatan geopolitik masing-masing.