Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan sebagai bagian dari perjalanannya ke Asia dan berada di Taiwan selama satu malam, menurut seorang pejabat senior pemerintah Taiwan dan seorang pejabat AS.
Perjalanan itu menjadi perjalanan pertama anggota DPR AS selama 25 tahun dan terjadi ketika hubungan antara AS dan China berada di titik yang sangat rendah saat ini. Untuk itu, pejabat AS menambahkan bahwa pejabat Departemen Pertahanan AS bekerja keras dan intensif untuk memantau pergerakan China di wilayah tersebut untuk menjamin keamanan perjalanan Pelosi dan menghindari meningkatnya konflik.
Menanggapi hal tersebut, China sebelumnya telah memperingatkan bahwa rencana Pelosi itu “dampak politik yang mengerikan” kepada wilayah yang diklaim China sebagai miliknya dan Beijing menyatakan bahwa militernya tidak akan duduk diam jika Beijing merasa “kedaulatan dan integritas teritorialnya terancam”. “China akan mengambil tanggapan tegas dan tindakan balasan yang kuat untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya,” juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian dan tindakan apapun akan diperhatikan dengan “seksama” tambahnya.
Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS, untuk komunikasi strategis, John Kirby sebelumnya pada awal Agustus bahwa pemerintahan Biden akan mendukung Pelosi dalam perjalanan ke Taiwan. “Kami ingin memastikan bahwa ketika dia (Pelosi) bepergian ke luar negeri, dia dapat melakukannya dengan aman dan terjamin, dan kami akan memastikan itu. Tidak ada alasan untuk retorika Tiongkok. Tidak ada alasan untuk tindakan apa pun yang harus diambil. Bukan hal yang aneh bagi para pemimpin kongres untuk melakukan perjalanan ke Taiwan,” kata Kirby kepada Brianna Keilar dari CNN.
Nancy Pelosi telah lama menjadi kritikus Partai Komunis China. Dia telah bertemu dengan para pembangkang pro-demokrasi dan Dalai Lama yang “mengacaukan” pihak pemerintah China. Pada tahun 1991, Pelosi membentangkan spanduk hitam-putih di Lapangan Tiananmen Beijing untuk memperingati para korban pembantaian 1989, yang bertuliskan, “Untuk mereka yang mati demi demokrasi.” Dalam beberapa tahun terakhir, dia menyuarakan dukungan untuk protes pro-demokrasi di Hong Kong.
Sehari setelah kunjungan yang dilakukan pada 3 Agustus oleh Pelosi, ternyata menuai ketegangan di antara China dan AS. Setidaknya 11 rudal China menghantam laut utara, selatan, dan timur Taiwan pada hari Kamis, yang dikatakan Beijing sebagai “unjuk kekuatan”. Secara spesifik militer China menyebut latihan itu sebagai pendahuluan untuk unjuk kekuatan yang lebih besar akibat kunjungan Pelosi yang menandakan dukungan AS bahwa Taiwan bukan merupakan bagian dari China daratan.
Latihan militer itu berada di posisi-posisi yang sangat strategis, satu zona meliputi bagian tersempit Selat Taiwan. Yang lain dapat digunakan untuk memblokir pelabuhan utama atau menyerang tiga pangkalan militer utama Taiwan. Kemudian Beijing juga memberi isyarat bahwa unjuk kekuatan yang lebih besar menggunakan peluru tajam sedang dalam perjalanan menurut New York Times.