Amerika Serikat mengumumkan bahwa militernya telah membunuh pemimpin al Qaeda, Ayman al-Zawahiri lewat serangan pesawat tak berawak, kata Presiden Joe Biden pada awal Agustus 2022 di Gedung Putih.
“Saya mengizinkan serangan presisi yang akan menyingkirkannya dari medan perang, sekali dan untuk selamanya,” kata Biden. Zawahiri lelaki berusia 71 tahun telah menjadi simbol internasional yang terlihat dari kelompok terorisme semenjak AS membunuh Osama bin Laden dan disebutkan menjadi salah satu dalang dari tragedi 9/11.
Menurut Washington, Zawahiri tengah berlindung di pusat kota Kabul untuk bertemu dengan keluarganya dan terbunuh dalam apa yang digambarkan seorang pejabat senior pemerintah sebagai “serangan udara yang dirancang secara tepat” menggunakan dua rudal Hellfire. Serangan drone tersebut dilakukan pada pukul 21.48 waktu setempat setelah rencana tersebut disahkan oleh Biden setelah berminggu-minggu diskusi dengan Kabinet dan penasihat utamanya.
Terkait serangan ini, pihak AS tidak memperingatkan para pejabat Taliban menjelang serangan hari Sabtu. Dalam serangkaian tweet, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan, “Sebuah serangan udara dilakukan di sebuah rumah di daerah Sherpur kota Kabul pada 31 Juli.”
Ia menambahkan bahwa “Sifat insiden itu pada awalnya tidak terlihat” tetapi dinas keamanan dan intelijen Imarah Islam Afghanistan kemudian menyelidiki insiden tersebut dan menyatakan bahwa “temuan awal menentukan bahwa serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak Amerika.” Mujahid mengatakan Imarah Islam Afghanistan “mengutuk keras serangan ini dengan dalih apa pun dan menyebutnya sebagai pelanggaran yang jelas terhadap prinsip-prinsip internasional dan Perjanjian Doha.”
Presiden AS mengatakan serangan tepat sasaran adalah hasil dari “kegigihan dan keterampilan yang luar biasa” dari komunitas intelijen bangsa. Kemudian, Biden berjanji bahwa Zawahiri “tidak akan pernah lagi membiarkan Afghanistan menjadi tempat perlindungan teroris, karena dia telah pergi dan kami akan memastikan tidak ada hal lain yang terjadi.” Biden mengakhiri pidatonya dengan mengungkapkan rasa terima kasih kepada komunitas intelijen dan kontraterorisme AS, dengan mengatakan bahwa ia berharap kematian Zawahiri akan membawa sedikit ketenangan bagi teman dan keluarga dari korban 9/11.