Raja Maroko, Mohammed VI menginginkan pemulihan hubungan diplomatik dengan negara tetangganya Aljazair, yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko tahun lalu. Raja Mohammed IV telah memerintah Maroko sejak Juli 1999, ketika ia menggantikan ayahnya, Hassan II.
Pernyataan ini disampaikan pada sebuah pidato dalam rangka ulang tahun yang ke-22 kenaikan takhta raja pada akhir bulan Juli, Mohammed mengatakan dia bercita-cita untuk membangun hubungan normal dengan Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune antara “dua bangsa yang bersaudara“.
“Saya menekankan sekali lagi bahwa perbatasan yang memisahkan saudara-saudara Maroko dan Aljazair tidak akan pernah menjadi penghalang yang mencegah interaksi dan pemahaman mereka,” jelas Raja Mohammed. Dia mendesak agar warganya untuk dapat menjaga semangat persaudaraan, solidaritas, dan bertetangga yang baik terhadap saudara-saudara-nya di Aljazair dan menggambarkan kedua negara lebih dari sekadar tetangga.
“Kami menganggap keamanan dan stabilitas Aljazair sebagai bagian dari keamanan dan stabilitas Maroko,” kata Mohammed, dilansir dari Al Jazeera. “Apa yang mempengaruhi Maroko juga akan mempengaruhi Aljazair, karena mereka adalah saudara kembar yang saling melengkapi.”
Wilayah Sahara Barat sendiri berstatus sengketa dan menjadi wilayah non-otonom oleh PBB sejak tahun 1970an dan perbatasan antara Maroko dan Aljazair di wilayah itu “ditutup” sejak tahun 1994. Wilayah Sahara Barat itu sendiri menjadi tempat Front Polisario yang didukung Aljazair mencari kemerdekaan dari kekuasaan Maroko. Namun permasalahan tersebut tidak pernah usai hingga kemudian Aljazair memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko pada Agustus 2021, menuduh Maroko melakukan “tindakan yang bermusuhan”.
Maroko sendiri menguasai hampir 80 persen wilayah itu, mendorong otonomi di bawah kedaulatannya. Front Polisario, bagaimanapun, menginginkan referendum yang disponsori PBB tentang penentuan nasib sendiri. Kedaulatan Maroko atas wilayah itu didukung oleh Amerika Serikat dalam kesepakatan 2020 yang juga melihat Rabat menormalkan hubungan dengan Israel. Aljazair di sisi lain mendukung perjuangan Palestina dan mengkritik kerja sama militer Maroko yang berkembang dengan Israel tersebut.
Mohammed juga berbicara pada pidatonya untuk menjanjikan reformasi “kode keluarga” demi hak-hak perempuan, perlindungan sosial, dan kontrol harga pada saat inflasi meningkat. Dia juga berjanji untuk melipatgandakan upaya vaksinasi untuk memerangi COVID-19, dan berterima kasih kepada sektor kesehatan, pasukan keamanan, dan otoritas publik atas “dedikasi dan semangat tanggung jawab” yang telah mereka tunjukkan selama pandemi.