Hungaria menunda finalisasi sanksi terbaru Uni Eropa terhadap Rusia yang bersikeras untuk menurunkan Kepala Patriark Gereja Ortodoks Rusia, Kirill dari daftar individu yang terkena sanksi, menurut seorang diplomat UE.
Sebelumnya, para pemimpin UE pada akhir Juni lalu telah menyetujui serangkaian sanksi keenam terhadap Rusia atas tindakannya menginvasi Ukraina dan utusan pemerintah Uni Eropa akan mengubah perjanjian politik itu menjadi produk hukum pada awal Juni sehingga dapat cepat diberlakukan. Vladimir Mikhailovich Gundyaev atau Kirill berusia 75 tahun adalah Patriark Ortodoks Rusia Moskow dan Seluruh Rusia dari 2009 merupakan pendukung kuat Presiden Rusia Vladimir Putin dan telah mendukung kampanye militernya di Ukraina.
Hal paling penting dari rangkaian sanksi itu mencakup keputusan untuk melarang pembelian semua minyak Rusia dan produk olahan laut selama enam hingga delapan bulan sejak paket tersebut menjadi undang-undang. “Perjanjian ditunda karena Hungaria keberatan dengan sanksi terhadap Kirill.” kata seorang diplomat UE, dilansir dari Al Jazeera.
Terkait hal ini, para duta besar anggota UE mengadakan pembicaraan baru pada 2 Juni 2022 untuk mencoba menuntaskan perbedaan pendapat tersebut. Para pejabat UE memperkirakan bahwa sanksi yang dibuat akan membuat sekitar 90 persen ekspor minyak Rusia ke UE dihentikan pada akhir tahun sesuai dengan kesepakatan negara anggota G7 untuk menghentikan impor energi dari Moskow. Hungaria, di sisi lain yang bergantung pada minyak Rusia, sempat memiliki kerja sama minyak dengan Rusia dimana Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban berpendapat sanksi UE itu hanya akan menghancurkan ekonomi negaranya.
Lebih lanjut, rangkaian sanksi yang sedang dirancang oleh para diplomat itu mencakup pemutusan hubungan bank terbesar milik Rusia, Sberbank dari sistem pembayaran SWIFT dan larangan asuransi untuk pengiriman minyak Rusia ke negara ketiga seperti apa yang Amerika Serikat lakukan pada Rusia untuk mengintensifkan sanksi. Penambahan lain yang diusulkan adalah daftar hitam berisi termasuk personel militer yang diduga melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Di sisi lain, Rusia sendiri tengah berusaha untuk membatasi kerusakan dari larangan minyak karena ekspor energi utama lainnya telah menurun. “Sanksi akan berdampak negatif bagi Eropa, kami dan seluruh pasar energi global,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan. Peskov menambahkan bahwa “reorientasi” sedang dilakukan untuk menemukan alternatif minyak yang tidak akan lagi dijual ke Eropa. “Ini adalah tindakan sistematis yang bertujuan memungkinkan kita meminimalkan konsekuensi negatif,” tambah Peskov dilansir dari Al Jazeera.