Pengadilan Ukraina menggelar sidang kejahatan perang sejak invasi Rusia, di mana seorang tentara Rusia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena membunuh seorang warga sipil Ukraina yang tidak bersenjata.
Dasar putusan ini dikarenakan penuntut telah mengajukan bukti kuat terhadap Shishimarin, termasuk mencocokkan balistik dari tempat kejadian dengan senjata miliknya. Mereka juga memiliki kesaksian dari seorang teman korban dan salah satu tentara Rusia yang ditangkap, di mana keduanya menyaksikan penembakan itu.
Di kesempatan lain, Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova menyatakan bahwa kantornya sedang berupaya mengadili 41 kasus serupa dengan terdakwa tentara Rusia. Selain pembunuhan, kasus lain yang dibahas yakni pemboman infrastruktur sipil, penjarahan, serta pemerkosaan.
Putusan itu merangkum rangkaian proses dan penuntutan lain atas dugaan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Rusia selama konflik yang masih berlangsung ini.
Tentara tersebut adalah Sersan Vadim Shyshimarin, berumur 21 tahun, di mana Ia diputuskan bersalah melanggar hukum dan kebiasaan perang di bawah bagian dari KUHP Ukraina. Shyshimarin pada akhirnya mengaku bahwa Ia menembak seorang pria berusia 62 tahun di kepalanya, padahal pria tua tersebut tidak bersenjata.
Putusan tersebut akan mulai berlaku dalam 30 hari dan dapat mengajukan banding selama jangka waktu tersebut, namun prajurit akan tetap ditahan.
Sersan Vadim Shyshimarin mengatakan bahwa dia menembakkan peluru karena berada di bawah tekanan dari petugas. Dia awalnya tidak mematuhi perintah komandannya untuk menembak warga sipil yang tidak bersenjata, namun akhirnya melakukannya ketika yang perintah menembak kembali dikeluarkan. Shyshimarin mengakui bahwa tindakannya merupakan sesuatu yang tidak bisa diterima, dan dia meminta maaf kepada istri korban.
Putusan kasus yang disoroti dunia
Kasus ini menarik perhatian internasional terutama dengan meningkatnya tuduhan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina. Beberapa kasus kejahatan kemanusiaan telah didokumentasikan oleh organisasi hak asasi manusia internasional.
Ukraina telah melakukan upaya besar-besaran untuk mengadili dugaan kejahatan perang di wilayahnya, di mana secara bersamaan Pengadilan Kriminal Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah mengajukan penyelidikan terpisah.
Perhatian pada kasus ini juga menyoroti sifat pengadilan yang tidak biasa karena melibatkan seorang tentara yang ditangkap diadili di negara yang sedang diserbu angkatan bersenjata negara lain.
Di sisi lain, juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan Kremlin “khawatir” tentang Shishimarin dan akan mencari cara untuk membantunya. Peskov sebelumnya mengatakan Rusia menganggap tuduhan itu “tidak dapat diterima,” “keterlaluan” dan “tidak dapat dipercaya.”
Operasi Militer Rusia di Ukraina dari Perspektif Konvensi Jenewa - DIP Institute
May 31, 2022 @ 9:05 am
[…] Jenewa 1949 secara garis besar mengatur mengenai penanganan tentara maupun sipil yang terluka dan sakit, perlindungan tahanan perang, dan perlindungan sipil dalam masa […]