Rusia mengklaim per Rabu (18/5) sekitar 959 pejuang Ukraina telah menyerah dari benteng terakhir yang dikepung di pabrik baja di Mariupol. Dengan berhasilnya Rusia mengambil alih wilayah ini, maka tidak ada keraguan bahwa Moskow dan pasukan proksinya di Ukraina berada dalam kendali penuh atas kota pelabuhan selatan yang cukup strategis tersebut.
Peristiwa ini terjadi selang beberapa jam setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan misi untuk mempertahankan fasilitas pabrik baja di Azobstal, Mauripol telah berakhir. Ratusan pejuang Ukraina tersebut dibawa oleh kekuatan bersenjata pro-Rusia ke wilayah yang dikuasai oleh Rusia. Para pejuang di Mariupol yang sudah bertarung selama 82 hari tersebut mulai menyerah, dan nasibnya belum pasti.
Menteri pertahanan Rusia mengatakan bahwa dari mereka yang menyerah, 51 orang terluka parah dan dibawa ke rumah sakit di Novoazovsk, Donetsk, yakni wilayah yang memisahkan diri namun didukung Rusia.
Ukraina menolak penggunaan kata “menyerah”
Di sisi lain, militer Ukraina menilai tidak ada kata menyerah dari Rusia. “Pejuang di Mariupol telah memenuhi misi tempurnya,” kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah pernyataan. “Komando militer tertinggi memerintahkan komandan unit yang ditempatkan di Azovstal untuk menyelamatkan nyawa personel – Pembela Mariupol adalah pahlawan di zaman kita.”
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar mengatakan “sebuah prosedur pertukaran akan dilakukan untuk kepulangan mereka.” Zelenskyy juga menegaskan bahwa “pekerjaan membawa orang-orang tersebut untuk pulang membutuhkan metode halus dan waktu.”
Selanjutnya, ketua parlemen Rusia mengatakan akan mempertimbangkan rencana pelarangan pertukaran tawanan perang Rusia dengan anggota Batalyon Azov Ukraina yang ditangkap. Anggota parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin, mengatakan anggota kelompok tersebut adalah “penjahat Nazi” yang tidak boleh dimasukkan dalam daftar pertukaran tahanan. Volodin menilai mereka sebagi penjahat kriminal, sehingga upaya keadilan dan hukum perlu diterapkan.
Analis miiliter meyakini bahwa saat ini Rusia berupaya memperluas kepemilikannya di wilayah timur Donbas. Tetapi bahkan di sana, kemampuan pasukan Rusia untuk mengepung ribuan tentara Ukraina secara luas tampaknya di luar jangkauan mereka.