Perdagangan China-Rusia Mencapai Pertumbuhan Tertinggi Dalam 12 Tahun
Pertumbuhan perdagangan antara China dengan Rusia naik hampir 40 persen pada awal tahun 2022. Perdagangan antara keduanya mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu dekade yang dikaitkan dengan hubungan antara Beijing dan Moskow di tengah meningkatnya krisis Ukraina. Walaupun beberapa bank Rusia kini telah dilarang dari sistem pembayaran internasional Swift. Swift atau Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication, adalah sistem pesan global untuk transaksi keuangan yang menghubungkan lebih dari 11.000 bank dan organisasi lain di lebih dari 200 negara dan wilayah.
Dilansir dari South China Morning Post, perdagangan bilateral naik 38,5 persen menjadi US$26,4 miliar dari 2 bulan di awal tahun 2021. Menurut data yang dirilis pada 7 Maret 2022 oleh Administrasi Umum Kepabeanan, peningkatan ini mewakili dua kali lipat peningkatan persentase pertumbuhan perdagangan keseluruhan China selama periode yang sama.
Impor dari Rusia mencapai US$13,8 miliar, naik 35,8 persen. Posisi ini berada di urutan kedua di bawah tingkat perdagangan dengan Indonesia yang menjadi mitra dagang China. Sedangkan, nilai ekspor China ke Rusia naik 41,5 persen dalam dua bulan pertama tahun ini menjadi US$12,6 miliar, yang merupakan tertinggi dari semua mitra dagang utamanya. Secara keseluruhan, ekspor China naik 16,3 persen dalam dua bulan pertama tahun ini.
China saat ini merupakan pasar tunggal terbesar untuk ekspor Rusia, seperti minyak, gas, batu bara, dan produk pertanian. Dan jelas bahwa Rusia telah mulai mengekspor lebih banyak ke China dalam beberapa tahun terakhir daripada sebelumnya.
Beijing sendiri secara eksplisit tidak memihak siapapun di tengah krisis Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung. Tetapi China telah berulang kali mengatakan bahwa mereka akan mempertahankan hubungan perdagangan normal dengan Rusia dan Ukraina. Dimana, beberapa jam setelah pasukan Rusia melancarkan serangan ke Ukraina, China mengumumkan bahwa mereka telah mencabut semua pembatasan impor gandum Rusia.
“Baik Rusia dan Ukraina adalah peserta Belt and Road Initiatives. China akan terus bekerja dengan negara-negara yang berpartisipasi, termasuk Rusia dan Ukraina, untuk mempromosikan pengembangan BRI berkualitas tinggi dalam semangat kerja sama damai, keterbukaan dan inklusivitas, pembelajaran bersama, dan saling menguntungkan.” Menurut Lian Weiliang, Wakil Direktur Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara telah melakukan upaya untuk mengembangkan sistem pembayaran alternatif mereka sendiri untuk mengurangi ketergantungan mereka pada sistem berbasis dolar seperti Swift. Selama kunjungan Putin ke Beijing bulan lalu, kedua negara mengatakan akan meningkatkan perdagangan menjadi $250 miliar pada tahun 2024.